Intisari-Online.com – Seorang pria berjalan di pantai terpencil yang dingin. Di pagi yang kelabu itu ia mulai melihat sosok lain dari kejauhan. Perlahan mereka saling mendekat, pria itu bisa melihat seorang penduduk asli setempat yang terus membungkuk, mengambil sesuatu dan melemparkannya ke dalam air. Lagi dan lagi ia melemparkan sesuatu ke dalam laut.
Ketika jarak mereka semakin dekat, pria itu melihat bagaimana penduduk lokal itu mengambil bintang laut yang telah dicuci di pantai itu, dan satu-persatu melemparkannya kembali ke air. Pria itu mendekati penduduk asli dan menanyakan apa yang dilakukannya.
“Aku melemparkan bintang laut ini kembali ke laut. Anda lihat, laut sekarang sedang surut dan semua bintang laut ini telah terdampar ke pantai. Jika tidak saya lemparkan mereka kembali ke laut, mereka akan mati di sini karena kekurangan oksigen,” kata penduduk asli itu.
“Tapi ada ribuan bintang laut di pantai ini,” kata pria itu. “Anda tidak mungkin melakukannya semua. Terlalu banyak. Dan hal yang sama mungkin terjadi pada ratusan pantai di sebelah sana lagi. Apa Anda tidak bisa melihat bahwa Anda tidak mungkin membuat perbedaan?”
Penduduk asli itu tersenyum, membungkuk, dan mengambil bintang laut, dan saat ia melemparkannya kembali ke laut ia mengatakan, “Buatlah perbedaan satu itu!”
Setiap dari kita hanyalah satu orang, terbatas, dibebani dengan kepedulian dan tanggung jawab kita sendiri. Kita mungkin merasa ada begitu banyak yang harus dilakukan, dan kita memiliki begitu sedikit untuk memberi. Kita terlalu terbatas dari segala sesuatu, terutama waktu dan uang.
Ketika kita meninggalkan pantai ini, masih akan ada jutaan bintang laut yang terdampar di pantai. Mungkin kita tidak bisa mengubah seluruh dunia, tetapi tidak ada satu dari kita yang tidak bisa membantu seseorang mengubah seluruh dunia. Satu-persatu. Kita bisa membuat perbedaan.