Penulis
Intisari-Online.com – Seorang Ibu berumur 51 tahun dengan multiple sclerosis melahirkan cucunya sendiri di North Dakota. Ia bertindak sebagai ibu pengganti bagi putrinya.
Kehamilan itu hadir secara tak terduga, namun ada berbagai efek samping yang mengikutinya.
Mandy Stephens dan suaminya, Jamie, tidak bisa menunggu untuk hamil setelah menikah pada tahun 2013. Sayangnya, ia mengalami kesulitan hamil, dan memilih untuk melakukan fertilisasi in vitro
Mandy pun hamil, dan terlihat melalui USG saat kehamilan 20 minggu tampak sempurna. Tapi, ia harus mengalami kehaliran prematur dan kehilangan bayinya. Bayi itu sempat ia beri nama Theo.
“Ada begitu banyak sukacita,” kata Mandy, “Ketika Anda sudah lama merindukan seorang bayi, dan kemudian semuanya robek terpisah, dan dibawa pergi. Rasanya dunia Anda berhenti.”
Ibu kandung Mandy, Sherri Dickson, pun mengalami rasa sakit itu juga.
“Melihat anak Anda kehilangan anaknya adalah sebuah kesedihan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata,” kata Dickson. “Saya tidak bisa menjelaskan dengan cara lain. Ini pasti menghancurkan hati Anda.”
Karena rahim Mandy terbuka lebih awal, dokter memperingatkan pada pasangan ini bahwa kelahiran prematur bisa terjadi lagi, meskipun ada prosedur yang memungkinkan wanita dengan kelainan rahim ini bisa hamil sendiri.
Akhirnya, pasangan ini dihadapkan pada pilihan. Adopsi? Atau ibu pengganti?
Saat itulah ibunya melangkah maju.
“Saya memutuskan bahwa jika mereka membutuhkan seseorang untuk mengandung anak mereka, maka saya akan dengan sukarela menawarkan diri,” kata Dickson.
Keputusan yang sangat mudah bagi Dickson, 51, yang sudah memiliki tiga anak yang sudah dewasa. Tapi mungkin ada komplikasi karena usianya dan diagnosis multiple sclerosis, penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat.
“Efek menonaktifkan penyakit itu bisa membuat kesulitan bagi ibu dalam membawa kandungannya,” menurut John Hopkins Medicine. “Kelemahan otot dan koordinasi menjadi masalah yang dapat menyebabkan kemungkinan keguguran.”
Tapi situasi itu tidak mengesampingkan niat Dickson, akhirnya fertilisasi in vitro dilakukan pada dirinya. Dickson mengandung bayi atas pembuahan anak dan suami anaknya.
“Kehamilan itu mudah,” kata Dickson. “Saya sangat beruntung. Saya sedang bermain tenis seminggu sebelum pembuahan dilakukan, dan bekerja dengan pelatih saya, tapi kehamilan pada umur 51 ternyata lebih sulit daripada kehamilan saat saya berumur 33 dengan bayi terakhir saya.”
Sukacita mereka lengkap dengan kelahiran bayi empat minggu yang lalu. Bayi lahir dengan sehat dan selamat!