Praktik Etika dalam Lokasi Percandian

Ade Sulaeman

Penulis

Praktik Etika dalam Lokasi Percandian

Intisari-Online.com -Salah satu hal yang membanggakan hati awakNational Geographic Indonesiadalam Ekspedisi Sriwijaya, adalah adanya aturanmengenakan sarungsebagai wujud nyata menghormati situs percandian tidak hanya berlaku di Candi Borobudur.

Saat berada di Candi Ratu Boko yang berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, kami mendapat kesempatan serupa. Dengan membayar tanda masuk sebesar Rp25.000 setiap orang, bonusnya adalah satu kemasan air mineral ukuran kecil serta peminjaman sarung batik yang dibantu petugas langsung untuk mengenakannya.

Bila sarung wajib Candi Borobudur berwarna dasar biru tua, di Candi Ratu Boko menggunakan warna dasar putih dengan pola garis-garis warna hitam ditambah tulisan hanacaraka. Saat ditanya, petugas menjelaskan bahwa sarung penutup bagian bawah tubuh ini juga bisa dibeli sebagai cendera mata bila Anda tertarik.

Praktik etika berkait kunjungan candi juga dapat ditemui saat pengunjung berada di bagian paling belakang kompleks candi. Seperti di komplekspercandian Batujaya, di bagian candi miniatur Ratu Boko yang berlokasi tidak jauh dari bekas-bekas kolam permandian ini terdapat papan keterangan bertuliskan "Dilarang Memanjat".

Semoga, ajakan untuk berkunjung dengan tertib ini terus dapat dipatuhi. Termasuk membuang sampah berupa botol plastik air mineral yang dibagikan petugas di pintu masuk. Masih terlihat beberapa botol di salah satu lokasi paling favorit untuk berpotret di Candi Ratu Boko.

"Mungkin terlupa untuk diambil saat pengunjung berpotret," cetus salah satu tamu yang berjalan di dekat kami. Solusinya, tentu saja: ingat-ingat bawaan Anda dan mari kita jaga bersama warisan benda (tangible) nenek moyang kita.

*LaporanEkspedisi Sriwijayayang dilakukanNational Geographic Indonesiadi Pulau Jawa, Agustus - September 2013.(R. Ukirsari Manggalani. Sumber:nationalgeographic.co.id)