Find Us On Social Media :

Sebuah Pagi di Jembatan Siti Nurbaya

By Agus Surono, Rabu, 18 September 2013 | 16:15 WIB

Sebuah Pagi di Jembatan Siti Nurbaya

Intisari-Online.com - Siapa yang tak kenal dengan Siti Nurbaya? Siti Nurbaya yang diangkat dalam novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai karya Marah Rusli bercerita tentang romansa Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri yang tak berkesudahan. Meski dalam tataran cerita, namun jika ke Padang kita bisa menjumpai batu nisan yang dipercaya sebagai makam Siti Nurbaya.

Makam ini terletak di Gunung Padang, tak jauh dari Kota Padang. Namun terpisah oleh Sungai Batang Arau. Dulu, untuk menuju ke Gunung Padang ini kita harus menggunakan sampan. Cukup lebar sungai itu sebab lokasi Gunung Padang tak jauh dari muara. Tahun 2002 dibangunlah jembatan sepanjang 60 m di atas Batang Arau sehingga memudahkan akses dari Kota Padang ke Gunung Padang dan sebaliknya. Jembatan itu diberi nama Jembatan Siti Nurbaya.

Jembatan ini menjadi lokasi yang cocok untuk menikmati senja Kota Padang. Dengan catatan kondisi langit cerah. Kita bisa melihat perahu nelayan yang mulai berlayar ke muara. Di sisi sungai, belasan kapal pesiar pembawa peselancar tertambat di dermaga. Bila memandang ke arah timur, lansekap kawasan Padang kota lama terlihat lebih jelas. Sayang, sehabis gempa kondisinya memprihatinkan.

Menyusuri jembatannya sendiri memberikan suasana yang syahdu. Terlebih ketika lampu-lampu yang ada mulai menyala. Pedagang makanan mulai menggelar dagangan. Ada jagung rebus atau bakar, sate padang, atau pisang goreng. Juga minuman beraneka rasa. Muda-mudi pun banyak menghabiskan waktu di atas jembatan.

Begitu cerita seorang teman. Sayangnya, saya datang di pagi hari. Sabtu pagi yang agak mendung itu jembatan sepi. Justru lebih leluasa bagi saya untuk menjelajah. Saya dapat hilir mudik di jalur kendaraan tanpa merasa terganggu. Di jalur orang yang ada di sisi-sisi jembatan, terlihat bekas sapuan tukang sampah. Kondisi aspal sudah tak bagus lagi. Beberapa ada yang terkelupas. Sementara cat yang membungkus tiang lampu mulai kusam.

Dari jembatan menyusur ke gerbang Gunung Padang terlihat pemandangan kumuh. Baik di sisi sungai atau rumah-rumah yang berdiri tak jauh dari sungai. Padahal jika ditata dengan baik, Amsterdam pun bisa kecut memperoleh saingan.