Find Us On Social Media :

HOK Tanzil ke Eropa (7) : Situasi Pelik

By Birgitta Ajeng, Minggu, 17 November 2013 | 16:00 WIB

HOK Tanzil ke Eropa (7) : Situasi Pelik

Intisari-Online.com - Kali ini adalah untuk pertama kali di Polandia saya mengendarai mobil dalam gelap. Ketika berjalan dengan santai, di depan nampak orang membuat isyarat dengan lampu senter agar mobil menepi. Terlihat dua orang berseragam. Seorang sedang berbicara dengan pengendara mobil yang telah berhenti didepan saya dan membuat catatan. Rupanya mereka polisi lalulintas yang sedang menahan mobil itu.Kini seorang lain datang pada saya yang saya sudah duga tentang maksudnya.Sengaja saya matikan semua lampu sebelum saya keluar dari mobil, sambil mengeluarkan paspor. Ia meminta saya memasang lampu dan menunjuk pada lampu dim kiri yang mati. Saya mengerti maksudnya. Tapi saya menanyakan apakah ia ataukah kawannya dapat berbahasa Inggris atau Jerman. Karena tak bisa maka sukarlah berkomunikasi.Ia nyerocos terus dalam bahasanya serta menuding-nuding lampu yang mati.Saya tak mau diam dan saya sambut dalam bahasa Indonesia sambil menunjuk ke arah Cekoslowakia: "Saya tahu lampunya mati, sudah malam dan hujan serta dingin (sambil memperlihatkan saya gemetar kedinginan). Besok akan diganti lampu baru". Kami berdua berdebat dalam bahasa masing-masing! Ia mondar-mandir ke kawannya sambil menunjuk saya. Sayapun ke kawannya sambil berbicara (dengan sengaja)!Lama juga kita bersitegang! Akhirnya ia rupanya kewalahan dan kesal! Dengan memberi isyarat dan mendongkol saya disuruhnya pergi! Dengan cepat saya masuk mobil dan meninggalkan tempat itu sambil tertawa. (Siasat berlagak tidak mengerti bila berurusan dengan polisi di luar hegeri, selalu berhasil baik).Jam 18.30 tibalah kami di kota perbatasan Cieszyn. Kami datangi hotel kuno satu-satunya di kota kecil itu: Hotel Kawiarnia. Nona di kantor yang dapat berbahasa Inggris sedikit mengatakan bahwa tak ada kamar untuk kami. Saya menunjukkan kekecewaan saya dan mengatakan bahwa kami letih, besok akan ke Cekoslowakia, dan tidak tahu ke mana harus menginap pada malam yang dingin ini. Bila perlu, bolehkah kami tidur saja di kamar tamu hotel? Rupanya ia iba juga. Ia menelepon. Akhirnya kami diberi sebuah kamar dan harus membayar Zl 337 ($10).Ternyata kamar kami lebih besar daripada biasa, model kuno, rapi, bersih, lengkap dengan. WC dan badkuip, air panas/dingin, suhu kamar yang hangat, dan sebuah radio. Sehingga  kini kami membayar sewa kamar hotel yang termurah di Cieszyn ini dan yang termahal di Warszawa.--Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat mengelilingi Eropa yang ditulis di Majalah Intisari edisi April 1978 dengan judul asli "Pengalaman Bermobil di Beberapa Negara Eropa Timur ".-bersambung-