Find Us On Social Media :

HOK Tanzil ke Chili (1) : Warga Indonesia Tak Perlu Visa Masuk Chili

By Birgitta Ajeng, Minggu, 24 November 2013 | 06:00 WIB

HOK Tanzil ke Chili (1) : Warga Indonesia Tak Perlu Visa Masuk Chili

Intisari-Online.com - Sewaktu di Sydney, saya menelepon Konsulat Chili, untuk memperoleh keterangan tentang visa.Ternyata WNI yang masuk ke negara itu tidak memerlukan visa.Di Lima,Peru, kami mendapat kepastian akan hal itu. Chili satu-satunya negara Amerika Latin yang memberi hak istimewa kepada Warga Negara Indonesia, bebas dari keperluan visa. Setelah ditunda dua kali karena cuaca buruk, tepat pukul 04.30, 17 Juli 1976, pesawat kami flight LH 494, sebuah DC-10 dari Lufthansa meninggalkan landasan La Paz menuju Santiago, Chili.Karena jumlah penumpang hanya kira-kira 20 orang saja, kami masing-masing menempati sebaris tempat duduk untuk 3 orang sehingga dapat merebahkan diri. Nyenyak juga kami mendengkur malam itu, walaupun hanya hampir 3 jam saja. Setengah jam sebelum sampai, cuaca tampak buruk, berkabut. Sabuk kursi harus diikatkan.Waktu turun hendak mendarat, dari jendela kami hanya melihat kabut tebal. Dua kali kami berasa pesawat naik lagi. Rupanya belum saat yang baik untuk pendaratan.Akhirnya pukul 07.15 pesawat mendarat di Aeropuerto Padahuel, Santiago, Chili dengan selamat. Pukul 8 pagi masih gelap karena musim dingin di Amerika Selatan. Suhu 6°C. Paspor hanya dicap tanpa visa dan hampir tidak ada pemeriksaan BC. Hanya keterangan devisa yang ada.Kami menukarkan uang. Dari tiap dolar AS diperoleh $ 12,84 (Peso Chili) atau $ 1 = Rp.33,-.Atas anjuran bagian penerangan kami naik taksi ke Centro (pusatkota) sejauh 15 km sebagian melalui Free way. Keadaan cuaca saat itu agak berkabut dan suhu sekitar 8°C, dingin juga. Biaya taksi $85 (Rp.2640).Pukul 09.00 kami berada di Hotel Panamericano, Huefarnos-Teatinos, yang bertingkat 12. Kamar kami di tingkat 8, baik dan bersih dengan alat pemanas (suhu luar waktu itu antara, 8-12°C).Setelah membersihkan diri, kami langsung bertanya di mana letak kantor Pos Besar. Ternyata memang di sekitar situ. Kami berjalan santai di daerah pusat keramaian dengan gedung-gedung yang tinggi. Yang sangat menyolok ialah banyaknya tentara yang berjaga-jaga di hampir tiap kantor besar seperti bank dan kantor pemerintah.Di daerah itu, walaupun jalan cukup lebar, lalu-lintas jalan searah. Jalan lurus sejajar yang masing-masing dipotong tegak lurus dengan jalan-jalan lurus yang sejajar pula, sehingga terbentuk blok-blok.--Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat pergi ke Chili yang ditulis di Majalah Intisari edisi Juni 1980 dengan judul asli "Warga Indonesia Tak Perlu Visa Masuk Chili".-bersambung-