HOK Tanzil ke Chili (4) : Anak 7-15 Tahun Harus Sekolah, Tanpa Biaya

Birgitta Ajeng

Penulis

HOK Tanzil ke Chili (4) : Anak 7-15 Tahun Harus Sekolah, Tanpa Biaya

Intisari-Online.com -Kami sempatkan mengikuti city tour dengan biaya US$ 10.00. Kali ini rupanya tak ada animo selain kami berdua, sehingga dipergunakan sebuah taksi sewaan saja. Si pramuwisata yang dapat berbahasa Inggeris baik berusia sekitar 40 tahun.Keterangan dan kesan yang kami peroleh ialah sebagai berikut: Republik Chili ini ± 6 kali pulau Jawa besarnya dan berpenduduk 11 juta jiwa. Hampir semua berkulitputih. Selain keturunan Spanyol banyak yang keturunan Jerman. Bahasanya Spanyol. Agama utama Katolik Roma.Anak berusia antara 7-15 tahun diharuskan bersekolah tanpa biaya. Yang buta huruf di negara ini katanya sedikit sekali. Penghasilan negara ini dari ekspor bahan pertambangan seperti tembaga, besi, nitrat, emas, perak, batu bara dan minyak mentah. Yang diimport: mesin, kendaraan, bahan kimia, obat-obatan dan bensin.Ibukotanya Santiago, dikelilingi oleh gunung-gunung bersalju, berpenduduk kira-kira 3 juta jiwa. Memang yang kami jumpai semuanya berkulit putih. Tampak seperti kota dunia lain, modern, banyak pencakar langit. Jalan-jalan baik, lebar dengan lalu lintas berdisiplin. Penerangannya di waktu malam baik.Rumah-rumah baik, modern namun dengan bentuk (apa yang kami lihat) tidak luar biasa untuk menarik perhatian seperti di kota-kota Amerika Latin lain. Tampakkotaini (bekas) kaya.Kemunduran dalam bidang ekonomi diungkapkan juga oleh pramuwisata dan sopir taksi kami.--Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat pergi ke Chiliyang ditulis di Majalah Intisariedisi Juni 1980dengan judul asli "Warga Indonesia Tak Perlu Visa Masuk Chili".-bersambung-