Penulis
Intisari-Online.com -Lalu tibalah saat untuk saling berpisah. Esoknya kami akan meninggalkan Chili untuk melanjutkan perjalanan di Amerika Selatan. Walaupun baru berkenalan sekejap saja, terharu juga kami pada perpisahan dengan rangkulan dan ciuman (tiap hari Natal kami masih bertukar kartu Selamat Hari Natal dan Tahun Baru).Karena ada jam malam saya dipulangkan semobil dengan sang insinyur yang letak rumahnya searah dengan hotel kami. Sayang sekali kiriman foto yang dibuat malam itu hilang dan tidak dapat dilampirkan di sini.Seperti pada malam terdahulu, di jalan sunyi senyap karena jam malam. Esoknya saya sempatkan ke kantor pos lagi, tanpa ada surat yang datang dari Indonesia.Setelah membayar sewa kamar selama 3 hari -sebesar $ 540 (Rp. 18.000,-) pukul 11 kami meninggalkan Hotel Panamericano berjalan kaki menuju tempat bis berhenti. Dengan bis kami ke Aeropuerto Padahuel sejauh 19 km. Kami hanya membayar $ 24 (biaya taksi 8 85).Pukul 12 "Check-in". Tanpa pemeriksaan dan tanpa airport-tax, kami menuju kamar tunggu. Uang Peso Chili yang berlebihan dapat ditukarkan kembali menjadi dolar AS karena adanya surat devisa.Pukul 13.40 pesawat kami flight PL 605 sebuah DC-8 dari Aaro Peru meninggalkan landasan Padahuel,Santiago, Chili menuju Buenos Aires, Argentina. Tampak pegunungan Andes yang bersalju dan indah di bawah kami ketika kami mengenangkan pengalaman manis di Santiago.--Inilah cerita H.O.K. Tanzil saat pergi ke Chiliyang ditulis di Majalah Intisariedisi Juni 1980dengan judul asli "Warga Indonesia Tak Perlu Visa Masuk Chili".-selesai-