Ke Prancis via Kediri

Agus Surono

Penulis

Ke Prancis via Kediri

Intisari-Online.com - Ingin menyambut Natal dengan suasana Prancis? Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup ke Kediri saja. Ya, berwisata ziarah ke Kediri kita bisa menikmati suasana Lourdes dan gerbang L'Arch de Triomphe.

Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur, sekitar 120 kilometer dari ibu kota Provinsi Jawa Timur, Surabaya. Di kota yang terkenal dengan camilan stik tahu ini terdapat miniatur Goa Maria Lourdes yang merupakan replika dari patung Maria Lourdes di Prancis.

Goa Maria Lourdes berada di kompleks Gereja Puhsarang di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, sekitar 10 kilometer arah barat daya Kota Kediri. Kompleks gereja nan eksotis yang terletak tepat di kaki Gunung Wilis ini terbuka untuk umum. Kompleks Puhsarang seperti candi karena bangunannya disusun dari batu. Perpaduan nuansa Jawa dan Eropa ada di sana.

Gereja Katolik di Puhsarang didirikan atas inisiatif pribadi dari Romo Jan Wolters CM dengan bantuan arsitek terkenal Henri Maclaine Pont pada tahun 1936. Keindahan arsitektur Gereja Puhsarang melekat pada dua nama ini, arsiteknya Ir Maclaine Pont dan pastornya Romo Jan Wolters CM. Ir. Henricus Maclaine Pont sangat pandai dalam membentuk keindahan bangunan gereja yang mengukir kebudayaan Jawa; sementara Romo Wolters sebagai inisiator memberi roh pengertian mendalam tentang makna sebuah bangunan Gereja dengan banyak simbolisme untuk katekese iman Katolik.

Romo Jan Wolters CM adalah pastor di paroki Kediri pada waktu itu. Insinyur Maclaine Pont juga yang menangani pembangunan museum di Trowulan, Mojokerto, yang menyimpan peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit. Sehingga bangunan Gereja Puhsarang mirip dengan bangunan Museum Trowulan. Sayang bahwa gedung museum di Trowulan itu sudah hancur pada tahun 1960 karena kurang dirawat dengan baik sebab kurangnya dana untuk pemeliharaan dan perawatan.

Sementara bangunan yang mirip dengan gerbang L'Arch de Triomphe lebih dikenal dengan Simpang Lima Gumul (SLG). Arah selatan ke Wates/pesantren, Timur Ke Gurah, Utara ke Pagu, timur laut ke Pare, dan barat ke Kota Kediri. Tujuan awal dibangun SLG adalah sebagai sentra ekonomi baru di Kabupaten Kediri.

Pembangunan monumen ini diawali sejak tahun 2003. Penggagasnya adalah Bupati Kediri saat ini, Sutrisno. Monumen ini tepatnya berada di Desa Tugu Rejo, Kecamatan Ngasem. Ada yang bilang monumen ini terinspirasi dari “Jongko Jojoboyo” Raja Kediri abad XII yang ingin menyatukan lima wilayah di Kediri.

Selain dua tempat bernuansa Prancis, kota yang dibelah oleh Sungai Brantas ini menawarkan sejumlah objek wisata menarik lainnya, seperti Goa Selomangleng di kaki Gunung Klothok, Desa Waung, sekitar 2 kilometer dari Kota Kediri, dan Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang, Kecamatan Pagu, sekitar 10 kilometer dari Kota Kediri.

Hampir semua objek wisata di Kediri bisa dijangkau dengan kendaraan roda empat. Penginapan yang nyaman juga tersedia. Sebelum meninggalkan Kediri, wisatawan sebaiknya mampir ke kawasan pusat oleh-oleh di Jalan Yos Sudarso, Kota Kediri.

Tentu tidak lengkap jika sudah datang ke Kediri tidak membawa pulang stik tahu.