Find Us On Social Media :

Keris Tersisa dari Madura

By Agus Surono, Selasa, 14 Januari 2014 | 15:00 WIB

Keris Tersisa dari Madura

Intisari-Online.com - Keris tak hanya identik dengan Jawa. Madura pun mengenal keris karena sekitar tahun 900 - 1500 pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa Timur.

Di Desa Aeng Tong Tong kita bisa menelusuri jejak pengaruh itu dalam bentuk keris. Di tempat inilah penduduk satu desa membuat keris berkualitas. Hampir keseluruhan penduduk desa Aeng Tong Tong ini menjadi mpu pembuat keris. Dari desa inilah pada zaman dahulu Kerajaan Sumenep memperoleh senjata.

Pekerjaan membuat keris karena memang daerah ini bukanlah wilayah pertanian. Nama desa Aeng Tong Tong sudah menyiratkan hal itu. Aeng berarti air dan Tong Tong menjinjing. Maksudnya, masyarakat desa selalu menjinjing air dari luar desa.

Alhasil pertanian menjadi bidang sampingan. Sehari-hari mereka menempa besi. Dentingan logam yang ditempa ini bersahut-sahutan dengan suara besi yang sedang di gerinda.

Banyak faktor yang membuat sebuah keris menjadi mahal, di antaranya adalah bahan baku besi yang berkualitas, lama waktu pengerjaan, desain yang rumit, ukiran yang terdapat di keris tersebut, dan keris pesanan khusus.

Untuk membuat sebilah keris dengan ukuran standar dibutuhkan setengah kilogram hingga satu kilogram besi. Sedangkan keris yang telah mengandung pamor ini dijual dengan harga bervariasi tergantung pad pamor dan modelnya. Harganya mulai dari Rp400 ribu hingga Rp4 juta untuk sebilah keris. Ini belum termasuk rangka dan pegangan kerisnya lo.

Konon dari sebuah keris seseorang bisa mempunyai kekuatan atau kharisma maupun kedamaian, perlindungan, atau kepercayaan diri. Untuk keris seperti ini merupakan keris pesanan khusus. Untuk membuat keris tersebut, ada cara dan syarat khusus yang harus dipenuhi seorang mpu keris.

Untuk memenuhi pesanan keris yang bertuah, Si Mpu keris biasanya melakukan ritual khusus atau puasa selama 3 sampai 7 hari. Pengerjaannya pun harus memilih hari baik tertentu berdasarkan hari lahir sang pemesan keris.

Ternyata membuat sebilah keris membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang. Sentuhan seni tangan-tangan berbakat mpu keris dari Desa Aeng Tong Tong menjadi sebuah bukti bahwa mahakarya warisan leluhur masih dihargai dan terus bertahan hingga kini.

Menuju Madura

Transportasi menuju Madura dari Surabaya sangat mudah. Jarak Surabaya-Madura memang sangat dekat. Apalagi kini sudah ada Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura dengan Jawa Timur.

Kita bisa menggunakan kendaraan umum maupun pribadi ke Kota Sumenep Madura yang memakan waktu perjalanan darat 4-5 jam tergantung cuaca. Dari Kota Sumenep menuju ke Desa Aeng Tong Tong ini hanya 30-45 menit. (BARRY KUSUMA/Kompas.com)