Find Us On Social Media :

Peta Indonesia Abad ke-16 Ditemukan di Australia

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 24 Januari 2014 | 08:00 WIB

Peta Indonesia Abad ke-16 Ditemukan di Australia

Intisari-Online.com - Puluhan peta kuno terpampang rapi di pameran bertajuk ”Mapping Our World: Terra Incognita to Australia” di Perpustakaan NasionalAustralia, di Camberra. Pameran itu mengangkat tajuk mimpi dan penjelajahan orang Eropa ke dunia selatan sepanjang 3.000 tahun.

Salah satu di antaranya adalah peta yang berasal dari abad ke-16 yang menjadi rujukan utama ekspedisi Belanda ke Nusantara. Peta itu diciptakan oleh Van Linschoten denga tajuk The Moluccan Islands, in His Discours of Voyages into ye Easte & West Indies: Divided into Foure Books itu dapat dilihat di Perpustakaan Nasional Australia, Canberra.

Pameran yang berlangsung dari 7 November 2013 sampai 10 Maret 2014 itu juga berkisah tentang peta Australia yang baru dibuat pertama kali tahun 1744.

Musabab pembuatan peta

Ahli kartografi Jan Huygen van Linschoten buru-buru merampungkan bukunya yang berjudul Itinerario (terbit 1596) dan peta Indonesia lengkap dengan petunjuk navigasi (1598). Sebelumnya, hanya Portugis yang memiliki informasi mengenai pelayaran ke dunia timur dan negeri itu menyimpan pengetahuannya rapat-rapat.

Semua tahu apa yang terjadi kemudian. Belanda datang ke Pulau Jawa dan mendirikan perusahaan multinasional pertama di dunia pada tahun 1602, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Sejak itu, kekayaan alam Indonesia terisap ke Belanda. Bersenjatakan sebuah buku dan peta Van Linschoten, Belanda sukses dalam ekspansinya ke Asia, termasuk ke Indonesia yang diberinya nama Hindia Belanda.

Peta itu adalah modalnya. Terbukti bahwa pengetahuan dan kemajuan teknologi navigasi Belanda pada abad itu telah membawanya ke zaman keemasan. Dua faktor penentu ini masih berlaku hingga sekarang.

Peta Van Linschoten memuat Pulau Jawa,Borneo, dan pulau-pulau di Maluku. Walau berwarna kuning kusam, garis-garis batas pulau dan nama-namanya masih jelas. Namun, pihak museum tidak mengizinkan pengunjung memotret peta-peta ataupun koleksi lain yang tersimpan di dalamnya.

Menyandingkan pengetahuan dan imaji

Tampaknya Eropa lebih dulu tertarik kepada Asia, termasuk Indonesia, daripada benua besar di bumi belahan selatan ini. Pada abad ke-15, negara-negara Eropa, dipacu oleh kemajuan teknologi pelayaran, berlomba-lomba mengarungi lautan ke selatan. Tujuan utamanya adalah untuk berdagang dan menemukan daerah baru.

Informasi-informasi yang dikumpulkan dalam pelayaran ini diberikan kepada para ahli kartografi untuk pembuatan peta. Dari sinilah orang Eropa untuk pertama kali berhasil membuat peta dunia.

Imajinasi manusia ternyata merupakan kekuatan yang luar biasa. Sebelum teknologi pelayaran berkembang, Macrobius dengan daya imajinasinya percaya bahwa ada orang hidup di belahan bumi selatan yang berdiri dengan kaki yang bertolak belakang dengan orang-orang di Eropa.

Dengan kata lain, ia memvisualisasikan sebuah bumi yang bulat. Dan, begitulah peta kuno buatan Macrobius yang ada di pameran ini. Peta kuno yang tampak sangat sederhana, tetapi memuat sebuah kebenaran yang kemudian terbukti, ini terkesan seperti lukisan anak sekolah dasar.

Zaman keemasan Belanda mendapat tempat tersendiri di pameran ini, dimulai dari akhir abad ke-16 dengan bantuan peta Van Linschoten.(I Made Asdhiana|kompas.com