Find Us On Social Media :

Menikmati Surga Kecil Alaska

By Agus Surono, Sabtu, 15 Maret 2014 | 16:00 WIB

Menikmati Surga Kecil Alaska

Intisari-Online.com - Meski masuk wilayah Amerika Serikat (AS), mengunjungi Alaska memberi sensasi pengalaman lain dari yang lain. Posisinya nyempil jauh di utara benua Amerika, dengan alam yang nyaris dingin membeku sepanjang tahun. Inilah surga kecil bagi mereka yang mencintai wisata alam.

Pagi itu masih pukul enam. Laut terasa begitu tenang. Ombak nyaris bergoyang di sebuah tempat bernama College Fjord. Suhu udara sekitar 11 derajat F (sekitar -11 derajat Celcius). Dengan angin agak kencang, lebih-lebih ditimpa hujan rintik-rintik, dingin terasa agak menyengat tulang.

Kapal yang saya tumpangi perlahan mendekati sebuah bukit dengan bebatuan yang curam. Makin mendekat, semakin terlihat lelehan-lelehan es berwarna putih yang seolah meluncur dari puncak bukit, terus terjun bebas menuju ke laut. Fenomena gumpalan-gumpalan es yang menghampar dan menutup sebagian permukaan tanah itu menjadi pemandangan alam luar biasa, sekaligus sebuah sapaan selamat datang bagi para pendatang di Alaska.

Bentuk es meleleh atau gletser itu bisa bermacam-macam. Sebagian besar mengikuti kontur gunung dan bukit yang dilaluinya. Ada juga yang seperti bongkahan berbentuk patahan besar dan runcing ke atas, mirip ujung sebuah tombak yang tebal. Dengan kedalaman hingga 1.000 kaki ke dalam laut, beberapa lelehan tampak terhampar luas. Saya perkirakan bahkan bisa lebih luas dari sebuah kecamatan di Jakarta.

Saya sedikit merinding membayangkan saat Kapten George Vancouver (1757 - 1798) pelaut Inggris pertama kali menjelajah perairan barat laut Amerika Utara dan sampai di Alaska, antara tahun 1891 - 1895. Ekspedisi yang bersifat ilmiah kemudian dilakukan tim Harriman Alaska Expedition, dipimpin Edward H. Harriman, pada 1899. Dari sanalah mata dunia baru terbuka tentang keberadaan kawasan dingin membeku di ujung dunia itu.

Saat ini jejak ekspedisi Harriman setidaknya masih terekam pada gletser yang dinamai menurut partisipan dari tim ekspedisi. Seperti pada gletser-gletser yang masuk di wilayah College Fjord, terdapat Gletser Smith yang diambil dari Smith College, Gletser William dari William College, Downer dari Millwauke-Downer College, atau Gletser Yale dari Yale University.Tiada paus, uang kembali

Dengan luas 1,7 juta km persegi atau sekitar dua pertiga dari luas Indonesia, Alaska berjuluk negara bagian AS terluas. Namun jumlah penduduknya terhitung paling jarang, karena tahun 2008 lalu saja diperkirakan hanya terdapat sekitar 687.000 jiwa. Seperlima dari penduduk adalah orang Eskimo, Indian, dan Aleut. Dari sini tentu bisa dibayangkan emosi warga Alaska ketika Sarah Palin menjadi calon wakil presiden AS, pada Pilpres tahun lalu.

Hampir dua pertiga luas Alaska didominasi tundra yakni lapangan luas ditutup perdu dan lumut. Gunung-gunungnya berbatu, yang karena delapan bulan dalam setahun selalu tertutup es, tentunya memberi tantangan hidup yang luar biasa. Seraya memberi berkah tersendiri karena menjadi pemandangan alam yang menakjubkan sebagai modal utama turisme. Selain hasil alam dan minyak bumi, Alaska memang mengandalkan pemasukan dari para pelancong.

Pertanyaan umum yang biasanya terlontar ketika mendengar orang ke Alaska adalah: "Ada apa di Alaska?" Jawabannya singkat saja: "Alam". Walau termasuk salah satu negara bagian AS, turis yang bertujuan utama ingin mengunjungi mal atau tempat-tempat belanja, pasti akan kecewa pergi ke wilayah ini.

Alaska merupakan surga bagi turis penikmat alam, flora, fauna, serta pengembaraan. Wilayah ini menarik untuk mereka yang menyukai alam, olah raga, memancing, bersepeda, dan hiking. Hutan dengan segala isinya, laut dengan kekayaannya akan menjadi tontonan menarik.

Di laut, salah satu tontonan langka yang dijamin bakal mendatangkan decak kagum, apalagi kalau bukan paus. Sungguh menakjubkan menyaksikan ikan sebesar truk kontainer itu berbalik dan ekornya menyembul di permukaan laut. Ada tiga jenis ikan paus dapat ditemui di Alaska, yakni paus Humpback, Orca yang sebenarnya lebih dekat ke keluarga lumba-lumba, dan paus Minke.Rombongan paus memang kembali ke Alaska pada musim panas untuk mencari makan dan berkembang biak, karena arus laut membawa makanan lebih banyak ke sebelah utara. Sebaliknya, musim dingin mereka muhibah ke selatan, yakni Samudra Pasifik yang bersuhu lebih tinggi.

Karena jadwal tetap itu, tak heran sekitar Juli - Agustus, setiap perjalanan perburuan untuk melihat paus nyaris selalu berhasil. Operator bahkan berani menjamin, bila sampai tidak bertemu ikan paus di perjalanan, uang AS$100 bakal dikembalikan. Tentu saja selain ikan paus, singa laut, anjing laut dan burung pemakan ikan, termasuk burung elang, akan menjadi pemandangan unik yang layak diburu di perairan Alaska.Beruang kutub berkeliaran