Find Us On Social Media :

Gelang Warna Warni Ajak Pengunjung Antre di Monas

By Chatarina Komala, Kamis, 20 Maret 2014 | 04:00 WIB

Gelang Warna Warni Ajak Pengunjung Antre di Monas

Intisari-Online.com - Sebuah sistem antrean baru mulai berlaku sejak 3 Maret 2014 bagi pengunjung yang hendak naik ke puncak tugu. Masing-masing dari mereka diharuskan menggunakan gelang warna-warni di pegelangan tangannya."Sistem antrean ini supaya pengunjung tertib," ujar Rini Hariyani, Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional terkait tujuan digalakkannya sistem antre dengan gelang di Monas.Menurut Rini, budaya antre para pengunjung sulit ditangani. Dengan sistem gelang, ia mengharapkan pengunjung menaiki lift sesuai dengan waktu yang tertera pada gelang tersebut.(Baca juga: Menengok Monas di Zaman Baheula)Gelang Monas itu memiliki delapan jenis dengan warna berbeda. Setiap gelang bertuliskan PT Sarang Teknik Utama Indonesia sebagai perusahaan yang menangani proyek. Pada jam tersebut juga tertera jam berlaku pengunjung untuk menaiki lift. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00, masing-masing satu jam."Perkiraan kami 200 per jenis gelang. Jadi, dari jam 08.00 sampai 16.00 lift bisa mengangkut pengunjung 1.600 orang per hari," terangnya.Proses sistem ini, pengunjung terlebih dahulu membeli tiket masuk di loket pembayaran. Saat transaksi, pengunjung mendapatkan gelang sesuai dengan jam pembelian tiket. Gelang ini harus dipakai di pergelangan tangan sampai pengunjung menaiki lift. Selanjutnya, gelang dikembalikan ke petugas di dalam lift sebagai tanda sudah sampai di puncak Monas.(Baca juga: Monas Bersolek dengan Lampu LED)Belum berjalan efektif Namun, penerapan sistem ini belum berjalan efektif karena cukup banyaknya pengunjung tidak tahu. "Engga tahu. Saya malah baru tahu," ujar Elis, pengunjung Monas.Hal senada juga dikatakan Deri, pengunjung Monas yang lain. Sebelumnya, ia pernah berkunjung ke Monas, namun belum ada sistem gelang. Ia mengira, gelang tersebut souvenir dari pengelola Monas kepada pengunjung. Padahal, kata Rini, sejak Oktober 2013 sistem ini telah disosialisasikan di berbagai media. Kurangnya pemberitahuan sistem ini  membuat jumlah gelang berkurang. Beberapa gelang hilang karena pengunjung tidak peduli dengan pengembalian gelang ke petugas, bahkan membawa pulang gelang tersebut. "Banyak juga gelang yang putus karena mereka marah gelangnya diminta lagi," ujarnya. (Adysta Pravitra Restu/ Kompas)