Penulis
Intisari-Online.com - Merasakan sensasi mengapung di air tak perlu jauh datang ke Laut Mati Timur Tengah. Cukup ke Kendal Jawa Tengah. Kolam apung ini bisa untuk relaksasi. Begitu masuk air, tubuh kita langsung mengapung (mengambang) dan tidak tenggelam meski dalam posisi diam.
Meski di pinggir pantai, tak perlu takut terpanggang matahari. Kolam ini dilengkapi tenda Khadafi sehingga relaksasi kita benar-benar nyaman. Hanya saja untuk ke kolam apung ini dibatasi hanya kurang dari delapan orang untuk sekali berenang. Oleh karena itu, pengunjung harus bergiliran.
Pantai Cahaya terletak di Desa Klampok, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Akses ke sini memang belum bagus. Kita harus menyusuri jalan kampung yang berbatu dan berpasir sepanjang 1,5 kilometer, menembus keheningan desa. Rumah penduduk sederhana dan permukiman khas kampung nelayan di kawasan pantai utara (pantura) Jawa menjadi teman perjalanan.
Papan penunjuk jalan, baik ke Pantai Cahaya maupun ke Pantai Sendang Sikucing - objek wisata yang tak berjauhan - amat sederhana. Papan dari kayu itu hanya ditempelkan di pohon di sepanjang jalan, tetapi cukup membimbing wisatawan yang hendak ke Pantai Cahaya.
Pantai Cahaya adalah objek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Kendal. Obyek wisata ini tak sepenuhnya dikelola oleh pemkab, tetapi dikelola oleh PT Wersut Seguni Indonesia (WSI). PT WSI menjadi lembaga konservasi mamalia pertama di Indonesia, khususnya lumba-lumba, sejak 1999.
”Lembaga ini awalnya bergerak dalam bidang penangkaran lumba-lumba. Seiring dengan waktu, penangkaran itu akhirnya dibuka untuk umum, menjadikan perpaduan antara keindahan pantai alami dan binatang supaya masyarakat turut menikmati,” ujar Deni Charso, pengelola Pantai Cahaya, beberapa saat lalu.
Adanya pertunjukan lumba-lumba di Pantai Cahaya boleh jadi membuat objek wisata pantai ini yang paling lengkap wahananya di pantura Jateng. Bahkan, menurut Feisal, kemungkinan paling lengkap di pantura Jawa.
Pasalnya, kalau wisata pantai selama ini hanya mengandalkan pemandangan alam semata, ternyata di Pantai Cahaya pengunjung bisa bermain air laut, berjalan-jalan di pasir pantai, sekaligus menyaksikan pentas lumba-lumba.
Sayangnya, untuk menuju ke lokasi wisata baru bisa mengandalkan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan bermotor. Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari Semarang bisa ditempuh lebih kurang satu jam perjalanan. Lokasi objek wisata ini mudah dijangkau karena berada di jalur pantura. Pengunjung dapat menuju ke Pantai Cahaya melalui dua pintu, yakni bisa lewat jalan di ujung jalan lingkar Weleri, Kendal, atau dari pintu gerbang setelah masuk kota Weleri.
Terapi lumba-lumba
Untuk memasuki objek yang dinamai The Sea Pantai Cahaya ini, pengunjung cukup membayar tiket Rp2.000 per orang. Objek wisata ini dikembangkan dengan konsep terpadu antara hiburan, kenikmatan bermain di pantai, serta belajar dan mengenal lebih jauh kecerdasan binatang yang bernama lumba-lumba.
Objek wisata ini terbagi menjadi dua sisi begitu pengunjung masuk ke kawasan wisata Pantai Cahaya. Di sebelah timur tersedia Water King, wahana permainan air dengan kolam renang yang terdiri atas tiga jenis. Untuk masuk ke Water King dipungut tiket Rp25.000 per orang.
Di kolam renang anak dilengkapi arena seluncuran, juga ember tumpah yang digemari anak-anak. Kolam anak rata-rata sedalam 60 sentimeter. Bagi pengunjung dewasa tersedia kolam tanding dengan enam trek. Uniknya, kolam renangnya terletak tepat di tepi pantai sehingga sambil berenang bisa menikmati pemandangan deburan ombak di laut.
Di bagian barat terdapat saung-saung yang disediakan bagi pengunjung yang akan menikmati aktivitas di pantai seharian. Biaya sewa saung ini hanya Rp50.000 per saung. Dalam saung terdapat pula loker yang bisa dipakai menyimpan barang sewaktu wisatawan berjalan-jalan di pantai. Saung menjadi tempat favorit muda-mudi menikmati pemandangan redupnya sinar matahari.
Di sisi ini juga terdapat panggung arena pertunjukan lumba-lumba. Tiket masuknya Rp25.000 per orang. Pentas lumba-lumba berlangsung empat kali mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00. Durasi pertunjukan hanya satu jam di arena yang mampu menampung sekitar 800 pengunjung.
Tak hanya melihat aksi lumba-lumba, pengunjung pun bisa merasakan terapi lumba-lumba. Terapi ini mulai diminati banyak pengunjung. Mereka yang tertarik terapi terutama pengunjung yang mengidap penyakit tertentu, seperti stroke, alergi, atau terapi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Bagaimana bentuk terapinya? Peserta akan diajak berenang bersama dua lumba-lumba di kolam khusus. Lumba-lumba itu juga menggosok-gosok punggung, salah satu sesi yang bisa dipilih peserta terapi.
Tak jarang pengunjung terapi khusus juga menginap di Pantai Cahaya. Tersedia penginapan yang terdiri atas kamar-kamar yang jendelanya menghadap ke laut.
Nah, sungguh menarik 'kan? (Kompas.com/Winarto Herusansono)