Find Us On Social Media :

Pasar Majalah Cikapundung, Tempat Tepat Mencari Majalah Murah

By Agus Surono, Sabtu, 31 Mei 2014 | 14:00 WIB

Pasar Majalah Cikapundung, Tempat Tepat Mencari Majalah Murah

Intisari-Online.com - Penggemar buku dan majalah impor wajib ke sini. Harganya renyah.

Nama Cikapundung diambil karena letak pasar majalah ini berdekatan dengan Sungai Cikapundung, selain memang berada di Jalan Cikapundung Barat. Beroperasi sejak tahun 1970, dulunya pasar majalah Cikapundung sampai ke Jalan Banceuy. Adanya kebakaran tahun '80-an membuat lapak-lapak yang berada di Jalan Banceuy pindah ke Jalan Palasari, yang kemudian dikenal sebagai Pasar Buku Palasari.

Jalan Cikapundung mengkhususkan diri pada majalah, baik dalam negeri maupun luar negeri. Koleksi majalahnya terentang dari tata busana, musik, politik, IPTEK, otomotif, kesehatan, pariwisata, sampai olahraga. Majalah yang ditawarkan mulai dari edisi terbaru sampai yang lama.

Rata-rata kondisi majalah bekas masih bagus dan layak baca. Bahkan beberapa dilindungi oleh bungkus plastik. Yang unik dari pasar ini adalah kita bisa memesan majalah impor maupun majalah dalam negeri baru dengan potongan harga sebesar 50% dari harga asli. Bahkan edisi majalah yang belum beredar di toko buku pun, sudah bisa kita dapatkan di sini. Para pedagang pasar majalah Cikapundung ini juga menyediakan jasa pemesanan lewat layanan pesan singkat (SMS).

Pasar majalah Cikapundung tidak pernah kekurangan stok majalah karena para pedagang selalu mendapat pasokan dari agen-agen mereka yang berasal dari Jakarta. Saat disinggung mengenai pelanggan tetap pasar majalah Cikapundung, Bambang (52) atau akrab disapa Pak Kopes, salah satu pedagang majalah dan buku bekas di kawasan itu bertutur, "Yang beli merata, Neng. Ada mahasiswa, pegawai negeri, ibu rumah tangga, guru, dosen juga banyak. Anak sekolah juga ada."

Namun tak melulu majalah yang dijual di sini. Ada pula buku-buku bekas dengan topik dan tema yang beragam, dari buku sekolahan sampai hiburan. Joko (21), pemuda asal Kopo, sengaja datang ke kawasan tersebut hanya untuk mencari buku IPTEK dan Sosial Budaya. "Kalau ada waktu kosong, saya selalu nyempetin ke sini. Seringnya saya datang sore-sore soalnya biar teduh. Biasanya saya beli majalah musik, tapi karena lagi butuh buku tentang IPTEK sama SosBud, jadinya ya sekarang nyari itu dulu."

Lain halnya dengan Rina (28), mojang Bandung yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya ini, mengaku baru pertama kali datang ke pasar majalah Cikapundung, walaupun dia sering lewat ke kawasan ini, "Saya lagi mencari majalah pernikahan. Ngapain beli yang baru, 'kan sekali pakai ini. Lagi pula kondisinya masih bagus-bagus kok."

Karena nilai plusnya tadi, pengunjung pasar majalah Cikapundung tak melulu dari Bandung. Saat akhir pekan tak sedikit mahasiswa dari Jakarta yang sengaja datang untuk berburu berbagai majalah impor. Konon harga di sini relatif lebih murah dibandingkan dengan tempat sejenis di Jakarta.

Wisatawan mancanegara pun tak sedikit yang tertarik untuk sekedar melihat-lihat majalah dan buku di kawasan ini. Begitu juga dengan kolektor buku dan majalah antik yang secara rutin mengunjungi pasar ini dengan harapan untung-untungan mendapatkan koleksi berharga yang memang tak tentu munculnya.

Para pedagang majalah yang membuka lapak di sini adalah pengusaha-pengusaha kecil yang diorganisir dalam sebuah koperasi yang bernama Kopanti (Koperasi Pedagang Kaki Lima Panca Bakti). Mereka membuka lapaknya mulai pukul 09.00 hingga 17.00 tanpa mengenal hari libur kecuali Idul Fitri. Kadang-kadang ada juga beberapa pedagang yang "lembur" hingga pukul 23.00.

Saat pagi hingga siang memang terlihat sepi, tetapi saat sore menjelang malam banyak dijumpai anak muda yang nongkrong di sini untuk membeli majalah dan buku atau hanya sekadar ngobrolngobrol. * (KA/Where To Go Bandung 2009)

Tips:

Jika kita berbelanja di Pasar Majalah Cikapundung:

Menuju Pasar Majalah Cikapundung