PT KAI Berusaha Menemukan Jalur Bandung - Ciwidey

Agus Surono

Penulis

PT KAI Berusaha Menemukan Jalur Bandung - Ciwidey

Intisari-Online.com - Dulu Indonesia memiliki jalur kereta api yang lebih panjang dari yang ada sekarang. Wikipedia mencatat bahwa panjang keseluruhan jalur kereta api di Indonesia adalah 7.583 kilometer. Sayang, lebih dari 2.500 kilometer jalur telah ditutup, sebagian besarnya adalah jalur cabang yang dianggap tidak menguntungkan bila tetap dipergunakan.

Salah satu jalur yang ditutup adalah Jalur Bandung - Ciwidey. Melihat sejarahnya ke masa lampau, jalur KA Bandung-Ciwidey ini ada sejak 1923. Stasiun Ciwidey, yang berada di ketinggian +1106 meter, menjadi stasiun akhir untuk rute KA Bandung-Ciwidey. Namun, jalur ini merupakan jalur pertama yang menghubungkan Bandung Selatan ke pusat Kota Bandung. Jalur ini pun menjadi akses utama warga dari Ciwidey ke Kota Bandung.

Jalur Bandung-Ciwidey biasanya digunakan sebagai angkutan penumpang. Pemandangan alam yang indah di perjalanan menjadi daya tarik tersendiri. Jalur ini pun digunakan untuk angkutan barang maupun komoditi pertanian, termasuk kayu.

Pada 1972, terjadi peristiwa luar biasa, yakni kecelakaan rangkaian kereta yang mengangkut kayu. Dengan alasan tersebut, juga alasan jalur ini tidak mendatangkan keuntungan, berangsur-angsur jalur ini tidak aktif hingga penutupan resmi pada 1982.

Kini, jalur itu nyaris hilang. Jalur kereta api Bandung-Ciwidey, yang dulu dimanfaatkan untuk angkutan penumpang dan hasil bumi, kini sudah menjadi pondasi rumah hingga tempat bercocok tanam.

Di Kampung Cimuncang, Kecamatan Ciwidey, terdapat satu lajur jalan setapak yang berdampingan dengan rel kereta. Berdasarkan penelusuran Tribun, lajur tersebut dioptimalkan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.

Selain menjadi pondasi rumah, rel kereta tersebut juga ada yang difungsikan sebagai jalur masuk ke pekarangan rumah. Sekitar lima meter rel kereta ini juga digunakan sebagai media untuk bercocok tanam dan dipagari. Saat bertemu sungai, jembatan yang dulunya berfungsi menyeberangkan kereta kini disulap menjadi jembatan penyeberangan orang dengan membeton jalur rel.

Di sisi lain Stasiun Ciwidey, terlihat instalasi peralatan dekat jalur kereta api yang tak terlalu diusik warga. Misalnya bandul wesel. Benda setinggi lutut yang tertanam di samping rel ini berfungsi memindahkan jalur KA, dari satu jalur ke jalur lainnya. Ada juga instalasi pemutaran lokomotif yang tampak berkarat.Instalasi ini pun difungsikan warga menjadi tempat jemuran pakaian.

Stasiun Ciwidey sendiri tampak terbengkalai. Gedung yang dulunya kantor stasiun itu kini tampak lapuk dan dindingnya menjadi korban corat-coret dengan cat. Salah satu bangunan besar yang ada di stasiun itu digunakan warga sebagai garasi kendaraan. Padahal, bangunan tersebut tampak rentan karena usia.

Dengan tujuan mengklaim kembali apa yang menjadi asetnya, PT Kereta Api melakukan penelusuran kembali pada Selasa (20/5/2014). Placement Stasiun Ciwidey, yang terletak di Kampung Cimuncang, Desa Ciwidey, memiliki luas 3.600 meter persegi. Di luasan tanah ini, ada 300 kepala keluarga yang tinggal sejak puluhan tahun lamanya.

Kita berharap jalur itu bisa "ditemukan" dan dibuka kembali. Perjalanan ke objek wisata di Ciwidey pun menjadi sebuah perjalanan penuh warna. (Rhea Febriani Tritami/Tribun Jabar)