Find Us On Social Media :

Menikmati Keindahan Pesawahan Desa Tetebatu

By Agus Surono, Kamis, 5 Juni 2014 | 09:00 WIB

Menikmati Keindahan Pesawahan Desa Tetebatu

Intisari-Online.com - Jika di Bali ada Desa Jatiluwih yang sangat terkenal dengan keindahan terasiringnya, maka di Lombok ada Desa Tetebatu. Desa ini menyuguhkan pemandangan terasiring ala Bali. Tentu saja indah dan menyejukkan mata. Karenanya, sediakan waktu untuk mengunjunginya bila Anda sedang berlibur ke Pulau Lombok. Apalagi lokasinya tak jauh dari Gunung Rinjani.

Alam yang subur, ekosistem yang tertata, serta terjaganya peninggalan sejarah ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Tetebatu. Desa yang berada pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut (dpl) ini sekarang menjadi salah satu objek wisata papan atas di Lombok. Banyak wisatawan mancanegara, terutama dari Belanda, yang mengunjungi Tetebatu.

Desa Tetebatu terkenal berkat areal persawahannya yang indah karena dibuat terasiring mengikuti kontur tanah perbukitan. Anda dapat melihat garis-garis sawah tersebut dengan jelas dari berbagai sisi. Di sana ada beberapa bukit kecil tempat Anda bisa melihat pemandangan sawah dan aktivitas petani. Di hari cerah Anda bisa melihat petani beraktivitas di persawahan tersebut. Garis-garis terasiring sawah, petani dengan pakaian berwarna kontras, berpadu dengan latar belakang Gunung Rinjani menjadi kombinasi pemandangan yang dramatis.

Selain pemandangan sawah, keindahan hutan di Tetebatu juga tidak kalah menarik. Pemandangan ini dapat Anda nikmati begitu Anda puas melihat persawahan. Di Desa Tetebatu terdapat satu kawasan hutan kera (monkey forest) yang sering dijadikan kawasan tur. Hutan tersebut berada di bagian utara desa. Bila belum pernah mengunjunginya, Anda bisa meminta warga setempat menjadi pemandu dan menemani Anda berjalan-jalan melintasi hutan dengan sejumlah imbalan.

Ketika memasuki kawasan hutan, nyanyian merdu ratusan spesies burung menjadi ucapan selamat datang untuk Anda. Di dalam hutan tersebut Anda akan melihat deretan pohon yang tertata rapi. Anda juga bisa melihat pertunjukan “sirkus” kera-kera penghuni hutan. Pokoknya Anda akan dibuat betah berlama-lama di dalam hutan. Jika beruntung, Anda akan melihat lutung (kera hitam berekor panjang) yang juga bukan merupakan pendatang baru di hutan ini.

Tak hanya sawah dan hutan. Di Desa Tetebatu Anda juga bisa melihat-lihat tempat budidaya jamur tiram milik Roro Neni. Tempat budidaya ini berada di kawasan penginapan Wisma Soedjono. Di sana Anda dapat melihat tempat pemrosesan penyemaian bibit jamur hingga dimasukkan ke baglock (tempat jamur tumbuh). Selain melihat-lihat proses budidaya, Anda bisa pula memesan masakan jamur khas Tetebatu. Harganya lumayan terjangkau, Rp 20.000 - 30.000,- per porsi. Jika penasaran tentang cara memasaknya, Anda pun diperbolehkan ikut masuk dapur dan melihat proses memasaknya.

Awalnya Desa Tetebatu merupakan lokasi perkebunan dan tempat berlibur Prof. Dr. Soedjono, dokter pertama di Pulau Lombok yang diutus oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memberantas kolera pada tahun 1910. Beliau sering kali mengundang teman, kerabat, atau petinggi pemerintahan Kolonial Belanda untuk berkunjung dan menikmati suasana tentram di kawasan hutan Tetebatu. Kawasan hutan dan bangunan yang dibuat oleh Prof. Dr. Soedjono itu hingga kini masih tetap utuh. Bangunannya kemudian dijadikan penginapan, Wisma Soedjono.

Desa Tetebatu berjarak sekitar 60 km dari pusat Kota Mataram.Jika menggunakan mobil pribadi atau sepeda motor, Anda bisa mencapainya melalui jalur Terare – Kotaraja – Tetebatu. Anda hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 60 menit untuk sampai di Desa Tetebatu. (Zar/Where To Go Lombok)

DESA TETEBATU:

DO & DON’T: