Find Us On Social Media :

Internet Berdampak Meningkatkan Jumlah Remaja Depresi?

By Axel Natanael Nahusuly, Rabu, 13 Mei 2015 | 18:15 WIB

Internet Berdampak Meningkatkan Jumlah Remaja Depresi?

Intisari-Online.com - Internet membawa banyak kemudahan bagi kehidupan manusia. Namun, kabarnya Internet juga berdampak meningkatkan jumlah remaja depresi. Benarkah?

Psikiater dari rumah sakit Priory, Roehampton, Natasha Biljani, mengemukakan risiko yang ditawarkan internet terhadap kesehatan mental generasi muda. Menurutnya, internet membawa fenomena penindasan dan keterbukaan seksual yang berdampak negatif.

Semua itu dimungkinkan oleh dua hal, yakni akses informasi yang luas dan komunikasi anonim. Netizen secara bebas menindas seseorang yang tak ia sukai melalui internet dengan identitas disamarkan. Ini yang disebut kejahatan maya.

Netizen juga bisa membagi gambar-gambar ''mesum'' dirinya ke teman kelompok atau orang terpercaya. Lalu kemudian foto-foto itu dengan mudah tersebar luas dan lagi-lagi dijadikan objek penindasan massal.

Kemungkinan lain, banyaknya foto-foto ''terbuka'' yang bisa diakses di internet memicu para remaja yang masih labil untuk turut menyebar gambar diri mereka.

Saat ini, foto mesra remaja yang tengah dilanda kasmaran dengan sang pacar juga banyak beredar di media sosial. Seakan para remaja berlomba-lomba menjadi pasangan paling ''romantis'' di media sosial.

Mereka barangkali tak sadar bahwa tiap file yang dimasukkan ke internet bisa diakses dan disimpan oleh semua orang. Apa yang dibanggakan hari ini mungkin bakal jadi aib di kemudian hari.

Hal ini, menurut Bijlani bisa menyebabkan depresi permanen di masa depan. Untuk itu, generasi muda yang lahir di era internet harus dibina dalam memanfaatkan jaringan tersebut.

"Fokus dibutuhkan untuk mengedukasi generasi muda tentang risiko menyebar gambar diri mereka dan berkomunikasi dengan orang tak dikenal di internet,'' kata Biljani, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (15/5/2015) dari BBC.

Tesis Biljani berangkat dari hasil penelitian di London yang menunjukkan tingkat kecemasan dan depresi di kalangan remaja semakin meningkat seiring dengan meluasnya penetrasi internet.

Menurut data dari Health and Social Care Information Centre (HSCIC), panggilan psikiater darurat berjumlah 17.000-an pada 2014. Angka tersebut naik dua kali lipat dari 2010.

Dilaporkan, hampir 16.000 remaja perempuan (15-19 tahun) melukai dirinya sendiri akibat depresi. Angka ini melonjak drastis dari tahun 2004 yang hanya berjumlah 9.000-an.