Penulis
Intisari-Online.com – Pernahkah Anda melihat cumi-cumi dengan berat 350 kg? Ya, cumi-cumi raksasa seukuran minibus kini sedang diteliti oleh ilmuwan.
Sebelumnya hewan dengan delapan tentakel ini telah dibekukan selama 8 bulan di museum Te Papa, Wellington, Selandia Baru. Agar bisa diteliti, cumi tersebut akan dicairkan. Tujuan penelitian ini adalah menguak misteri salah satu hewa raksasa ini.
"Cumi tersebut pada dasarnya adalah sebuah spesimen utuh, yang memberi kesempatan kepada kami untuk menelitinya. Ini adalah kesempatan spektakuler," kata imuwan dari Auckland University of Technology, Kat Bolstad. Dia menggambarkan bahwa mahkluk itu sangat besar dan indah.
Diketahui cumi-cumi berjenis kelamin betina. Ia adalah spesiem kedua yang pernah ditemukan dalam keadaan utuh di lautan Antartika. Panjang tentakel hewan bertinta itu saja lebih dari 1 meter sehingga mirip selang pemadan kebakaran. Secara keseluruhan diperkirakan panjangnya 4-5 meter dari kepala sampai ujung tentakel.
Bola matanya sebesar piring makan, berdiameter sekitar 35 cm. Seperti gurita pada umumnya, spesien ini punya 3 hati yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh dan paru-paru. "Ia memiliki 2 mata sempurna yang sangat besar dan halus karena cumi ini tinggal di laut dalam. Sangat jarang ditemukan cumi yang memiliki kondisi mata yang baik," tambah Bolstad.
Tercatat sekitar 142.000 orang dari 180 negara telah menonton video rekaman pembedahan cumi raksasa ini. Cumi-cumi raksasa seukuran minibus kini sedang diteliti oleh ilmuwan dengan harapan mampu mengungkap kehidupan dan variasi genetik pada cumi-cumi tersebut.
Cumi ini ditemukan di wilayah terpencil Laut Antartika Roos pada musim panas oleh kru kapal yang sedang mencari ikan. Kapten kapal sangat terkejut ketika menarik jala berisi makhluk raksasa dari kedalaman 1 mil di bawah permukaan laut.
Ternyata sang kapten juga pernah menangkap hewa serupa 7 tahun yang lalu. Kini cumi raksasa yang ditangkap pertama kali dapat dilihat di Museum Nasional Te Papa. Sementara hasil tangkapan kedua, khusus sebagai bahan penelitian. (Dailymail)