Find Us On Social Media :

Tahun 2100, Manusia Bisa Tinggal di Kota Luar Angkasa

By Hyashinta Amadeus Onen Pratiwi, Minggu, 21 September 2014 | 19:15 WIB

Tahun 2100, Manusia Bisa Tinggal di Kota Luar Angkasa

Intisari-Online.com – Berdasarkan penelitian Dr. Rafferty dari Washington University, populasi dunia akan mencapai 11 miliar pada tahun 2100. Namun kabar baiknya, diperkirakan pada tahun itu pula manusia bisa tinggal di kota luar angkasa.

Dalam waktu dekat, berpindah dan berdiam di orbit bumi adalah solusi paling logis menurut Dr. Al Globus, ilmuwan di pusat riset Nasa Ames. Ia telah mengerjakan banyak proyek Nasa, antara lain teleskop Hubble, ISS, pesawat luar angkasa, dan lainnya. Berdasarkan pengamatannya, manusia bisa mulai berpindah ke orbit yang mengitari planet pada akhir abad ini, jika bahaya asteroid bisa dihindari.

Selama beberapa dekade terakhir, ia mulai tertarik membuat tempat tinggal di luar angkasa. Akhirnya tercetus ide tentang kontes Space Settlement, kota buatan di orbit bumi untuk manusia. Di ajang ini, para mahasiswa ditantang untuk mendesain kota luar angkasa untuk manusia.

Globus yakin ide ini dapat terwujud jika dalam beberapa abad ke depan tidak terjadi bencana besar. “Manusia punya kemampuan, uang, dan ilmu pengetahuan yang mendukung,”  kata Globus. Ia menjelaskan bahwa tempat tinggal di luar angkasa ini bukanlah planet mirip bumi yang kita cari, tetapi mirip sebuah kota yang ada di bumi. Dengan begitu, kita bisa mengunjungi saudara yang masih tinggal di bumi.

Tidak seperti ISS yang hanya bisa menampung 6 orang, Space Settlement mampu menampung ratusan bahkan ribuan orang. Kota kecil ini harus memiliki gravitasi buatan dengan cara berputar mengelilingi porosnya.

Memang masih terdapat beberapa halangan agar manusia bisa tinggal di kota luar angkasa. Pertama, masalah dana untuk terbang ke luar angkasa dengan roket. Kendala lain adalah membuat kehidupan kota luar angkasa layaknya kota di bumi dengan segala kehidupannya. Oleh karena itu perlu dibuat pertanian dalam ruangan dan juga dukungan energi solar. Satu lagi tantangan terberat yaitu bagaimana melindungi warga di kota buatan ini dari paparan kosmis dan radiasi solar. (Dailymail)