Find Us On Social Media :

Gunung Penanggungan, Pusat Spiritual Abad Ke-10

By Chatarina Komala, Minggu, 2 November 2014 | 16:00 WIB

Gunung Penanggungan, Pusat Spiritual Abad Ke-10

Intisari-Online.com - Sebanyak 112 situs candi untuk pemujaan Hindu Siwa teridentifikasi di seputar lereng Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Bahkan, diperkirakan jumlah situs candi akan lebih banyak lagi, yakni sekitar 140 situs. Gunung tersebut merupakan pusat spiritual abad ke-10 hingga abad ke-15 dan berpotensi menjadi lokasi wisata spiritual atau religi seperti Gunung Fuji di Jepang."Selama ini pemerintah menyebutkan, situs candi di Gunung Penanggungan hanya 50 situs. Selama 30 tahun terakhir, pemerintah tidak lagi melanjutkan riset di Gunung Penanggungan," kata Hadi Sidomulyo dari Tim Ekspedisi Penanggungan Universitas Surabaya.Hadi menilai, Gunung Penanggungan berpotensi kuat dijadikan lokasi wisata spiritual. Namun, hal itu tidak akan terwujud dalam waktu dekat. Masih banyak riset yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menunjang konservasinya. "Di atas lereng gunung itu tidak tersedia air sehingga tidak ada pemukiman. Sejak awal, Gunung Penanggungan dijadikan tempat ziarah," ujar Hadi.Gunung Penanggungan terletak di antara wilayah Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan, Jawa Timur. Meskipun di atas gunung tidak ada sumber air, terdapat air melimpah di kaki gunung. "Ada sumber air di kaki Gunung Penanggungan yang dijadikan petirtaan Jalatunda," ungkap Hadi. Ikon peradabanArkeolog Hasan Djafar dalam buku Masa Akhir Majapahit menyebutkan, ada banyak bangunan suci keagamaan yang ditemukan di lereng Gunung Penanggungan. Sebagian besar, dibuat pada periode Majapahit akhir di zaman Hindu-Buddha."Bangunan-bangunan suci di Gunung Penanggungan mungkin sekali merupakan bangunan suci kerajaan. Berdasarkan kitab Nagarakertagama, bangunan-bangunan itu dikunjungi Hayam Wuruk ketika mengadakan perjalanan keliling daerah," tulis Hasan.Hadi mengatakan, Gunung Penanggungan mampu menjadi ikon peradaban Jawa Timur. Melalui kajian ilmiah secara tuntas, berbagai upaya konservasi dan penataan untuk pariwisata dapat ditunjang. (Kompas)