Find Us On Social Media :

Infografis Ini Mungkin Bisa Membantu Anda Memahami Film Interstellar

By Ade Sulaeman, Rabu, 12 November 2014 | 20:00 WIB

Infografis Ini Mungkin Bisa Membantu Anda Memahami Film Interstellar

Intisari-Online.com - Sudah menonton film terbaru Christoper Nolan, “Interstellar” dan otak Anda terasa ‘sakit’ karena berupaya keras mencerna semua informasi yang ada, khususnya waktu yang terasa kacau di film tersebut? Jika iya, infografis ini mungkin bisa membantu Anda memahami film ‘Interstellar’!

--

SPOILER ALERT: Jika Anda belum menonton "Interstellar," berhenti membaca artikel ini sekarang juga!!

--

Sebagai sebuah film fiksi ilmiah, Interstellar memang tidak serta dapat mudah dicerna oleh semua orang yang menontonnya. Untuk itu, desainer Frame-Tale Dogan Can Gundogdu mencoba menjelaskannya melalui grafik visual menarik untuk memetakan timeline yang membingungkan di film tersebut.

Jika Anda masih mencoba mencari tahu di mana lokasi planet Dr Mann (aktor yang tidak muncul di film) jika dikatikan dengan waktu Bumi atau jika Anda bingung dengan akhir film ini infografis ini mungkin bisa membantu Anda memahami film ‘Interstellar’.

Gundogdu hanya sekali menonton "Interstellar" sebelum membuat grafik ini, jadi jelas film tersebut seharusnya tidak sulit untuk dipahami.

Namun, bagi semua orang yang berupaya membuat daftar lubang plot dari ‘Interstellar’, Nolan sudah mengirim pesan: udahan Anda akan sia-sia.“Saya sangat sadar dengan lubang plot film saya dan sangat sadar ketika orang melihat mereka,” Nolan baru-baru ini mengatakan kepada Daily Beast, “Namun pada akhirnya mereka biasanya tidak berhasil.”

Jika Anda masih bingung - dan yakin bahwa ‘Interstellar’ tidak masuk akal  - Anda bisa mencoba menyimak tabel rumit berikut yang dibuat oleh pengguna Reddit dengan akun sto-ifics42 di bawah ini. Atau kunjungi sumber aslinya.

Semua tabel dan infografis tidak bisa membantu Anda memahami film ‘Interstellar’? Tenang saja, Nolan memiliki keyakinan bahwa tidak semua film harus dipahami sebanyak mereka “harus dirasakan.” (huffingtonpost.com)