Find Us On Social Media :

Mengapa Kita Tertawa Ketika Digelitiki?

By Birgitta Ajeng, Rabu, 26 November 2014 | 19:15 WIB

Mengapa Kita Tertawa Ketika Digelitiki?

Intisari-Online.com – Tertawa, banyak orang yang mengatakan bahwa ini adalah obat yang paling manjur untuk penyakit apapun. Kita semua pasti pernah tertawa dengan berbagai alasan. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa kita tertawa ketika digelitiki?

Tertawa adalah proses rumit yang memerlukan koordinasi banyak otot di sekujur tubuh. Tertawa juga menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan laju denyut jantung, napas tersengal-sengal, berkurangnya kadar bahan-bahan neurokimia tertentu, sekaligus bisa mendongkrak sistem kekebalan. Jadi, secara keseluruhan, tertawa baik sekali bagi kita.

Menurut buku Why Do Men Have Nipples? Karya Mark Leyner dan Billy Goldberg, M.D., penelitian telah mencoba mengurai mengapa manusia diberi kemampuan tertawa dan banyak orang percaya bahwa tertawa terkait dengan upaya menjalin dan mengakrabkan hubungan antarmanusia, sejenis isyarat sosial.

Studi-studi telah menunjukkan bahwa orang tiga puluh kali lebih mungkin tertawa ketika sedang bersama orang lain dibanding ketika sedang sendiri. Ada pula laporan yang mengatakan bahwa asal muasal tertawa mungkin lebih tua daripada evolusi manusia.

Lalu, bagaimana tentang hubungan antara menggelitik dan tertawa? Sesungguhnya, tertawa yang dirangsang oleh gelitikan adalah sebuah gerak refleks. Ilmuwan belum memahami benar cara kerjanya, tetapi karena Anda tidak dapat menggelitik diri sendiri, tampaknya sistem refleks memerlukan unsur kejutan.

Nah, itu tadi alasan mengapa kita tertawa ketika digelitiki. Tertawa tidak hanya membuat orang bahagia, tapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan. Jadi, jangan terlalu serius menjalani kehidupan. Anda juga harus mencari hiburan dan biarkan diri Anda tertawa terbahak-bahak. Karena tawa tidak hanya menyehatkan otak dan jiwa, tetapi juga tubuh Anda.