Find Us On Social Media :

Akibat Perubahan Iklim, Siklus Hidup Nyamuk Kian Pendek

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 18 Desember 2014 | 10:00 WIB

Akibat Perubahan Iklim, Siklus Hidup Nyamuk Kian Pendek

Intisari-Online.com ­­– Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada kondisi Bumi semata, ia juga berdampak pada siklus hidup makhluk hidup yang ada di dalamnya. Salah satunya, perubahan iklim juga memyebabkan siklus hidup nyamuk kian pendek dari sebelumnya.

Nyamuk yang dimaksud adalah Aedes aegypty penyebab demam berdarah dengue dan chikungunya. Dengan semakin pendeknya siklus hidup, pertambahan populasi binatang yang suka membuat jentik-jentik merah itu disinyalir terjadi lebih cepat.

Kementerian Kesehatan, melalui Kepala Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Lukman Hakim, mengatakan, di Kabupaten Pangandaran, dulu, siklus nyamuk—mulai dari telur, larva, pupa, hingga dewasa—sekitar 10 hari. Kini, sejumlah riset menunjukkan siklusnya berkurang menjadi lebih pendek, 7 – 8 hari.

Tidak hanya itu, perubahan iklim global menyebabkan siklus perkembangan virus dalam tubuh nyamuk sebelum menular ke manusia kian pendek, dari seminggu jadi 3-4 hari. ”Seperti di Lembang, Jabar, yang dingin, dulu tak ditemukan nyamuk Aedes. Kini, kasus DBD di sana banyak muncul,” ujar Lukman seperti dilansir dari Kompas.

Untuk diketahui, siklus nyamuk dan virus yang ada di dalamnya yang semakin pendek menyebabkan penularan penyakit lebih cepat. Oleh sebab itu, harus ada aktivitas preventif dan kuratif yang lebih masif untuk mencegah penularan penyakit yang lebih cepat.

“Jika dulu ada bersih-bersih desa seminggu sekali, saat ini mungkin lima hari sekali. Jika terlalu lama, nyamuk lebih dulu terbang (dan menyebarkan virus),” tuturnya. Meski demikian, harus dipahami juga bahwa tidak semua nyamuk mengalami siklus hidup pendek akibat perubahan iklim. Hal ini lantaran nyamuk di satu tempat memiliki karakter berbeda dengan nyamuk di tempat lain.