Llallawavis Scagliai, Burung Pemburu yang Pernah Menguasai Amerika Selatan

Moh Habib Asyhad

Penulis

Llallawavis Scagliai, Burung Pemburu yang Pernah Menguasai Amerika Selatan

Intisari-Online.com -Sekelompok burung karnivor berukuran besar—beberapa di antaranya mencapai 10 kaki—diklaim pernah merajai wilayah Amerika Selatan selama puluhan juta tahun yang lalu. Seperti dilalaporkan Huffingtonpost.com, burung itu bernama Llallawavis scagliai. Inilahburung pemburu yang pernah menguasai Amerika Selatan.Masih dari sumber yang sama, burung-burung itu lantas punah pada 2,5 juta tahun yang lalu. Dengan adanya fosil yang ditemukan di wilayah Argentina itu, para peniliti tengah giat-giatnya untuk menyelidi hierarki tertinggi burung pemakan daging itu.Lebih dari 90% fosil burung tersebut digali di wilayah timur Argentina pada 2010 silam, dan menjadi spesimen burung pemburu paling lengkap yang pernah ditemukan. “Sangat jarang untuk menemukan fosil lengkap dan utuh, apalagi fosil burung,” ujar Dr Lawrence Witmer, paleontolog dari Ohio University, yang tak terlibat langsung dalam penelitian itu kepada majalah Science.“Ini adalah penemuan yang sangat menarik.” Witmer menambahkan.Menurut para peneliti, Llallawavis kemungkinan hidup sekitar 3,5 juta tahun yang lalu, menjelang berakhirnya kekuasaan keluarga burung pemburu. Burung itu diperkirakan memiliki tinggi 4 kaki dan bobot 40 pounds.“Penemuan spesies ini menunjukkan bahwa burung pemburu memiliki spesies yang lebih beragam daripada yang diperkirakan sebelumnya,” kata Dr. Federico Degrange, peneliti dari Center of Research in Earth Science yang berpusat di Argentina sekaligus kepala tim pengidentifikasi spesies baru, dalam sebuah pernyataan tertulis. “Ini akan memungkinkan kita untuk meninjau hipotesis tentang penurunan dan kepunahan kelompok burung-burung ini.” Foto: Huffingtonpost.comDari pemindaian CT scans menunjukkan, struktur telinga bagian dalam burung memperlihatkan bahwa pendengaran disetel untuk suara dengan frekuensi rendah, seperti suara burung unta. Suara rendah nan tebal itu digunakan untuk komunikasi jangka panjang atau untuk mengendus keberadaan hewan buruan.Para peneliti berharap analisis lebih lanjut untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih sempurna. (Huffingtonpost.com)