Find Us On Social Media :

Rubaiyat Omar Khayyam yang Dijilid Sangorski dan Sutcliffe Menjadi Buku yang Mencengangkan Dunia (1)

By Monalisa Darwin D, Jumat, 17 Juli 2015 | 18:00 WIB

Rubaiyat Omar Khayyam yang Dijilid Sangorski dan Sutcliffe Menjadi Buku yang Mencengangkan Dunia (1)

Intisari-Online.com - Rubaiyat Omar Khayyam merupakan buku yang berisi kumpulan puisi penyair Persia tentang cinta, kehidupan, dan kehilangan. Ketika dijilid oleh perusahaan Sangorski dan Sutcliffe, buku ini menjadi buku yang mencengangkan dunia. Bagaimana tidak, untuk merancang buku ini saja membutuhkan waktu berbulan-bulan dan selesai dijilid selama kurang lebih dua tahun.

Sangorski dan Sutcliffe merupakan nama perusahaan sekaligus nama pemilik perusahaan yang bergerak  di bidang penjilidan buku-buku terkenal. Perusahaan ini berdiri pada 1901 di London. Dalam mendesain, perusahaan tidak tanggung-tanggung dalam menggunakan material mahal, seperti emas dan batu mulia.

Meski membutuhkan waktu yang lama untuk menjilid Rubaiyat Omar Khayyam, namun karya dari Sangorski dan Sutcliffe ini tergolong luar biasa. Bagian sampul depannya berbentuk tiga merak yang terbuat dari emas dengan ekor yang terbuat dari rangkaian batu permata. Tidak hanya itu, 5.000 lembar kulit berwarna gading, perak, dan eboni juga digunakan. Penambahan daun 600 lembar yang terbuat dari emas 22 karat serta 1.052 batu akik, turquoise, topaz, olive, dan zamrud semakin membuat buku ini menjadi fantastis.

Setelah buku Rubaiyat Omar Khayyam selesai dijilid, pada tahun 1912 buku ini dikirim ke Amerika menggunakan kapal Titanic. Sayangnya, buku ini menjadi salah satu "korban" dalam tragedi tenggelamnya kapal mewah itu dan hingga kini buku tersebut tidak ditemukan.

Enam minggu kemudian, Sangorski tewas tenggelam saat berenang di Selsey Bill. Sutcliffe pun meneruskan perusahaan penjilidan mereka. Pada masa Perang Dunia II, Sutcliffe membuat kembali buku Rubaiyat Omar Khayaam jilid dua yang lebih dikenal dengan nama Great Omar. Perang Dunia II juga menjadi alasan kantor penjilidan ini pindah, selain masalah ekonomi.