Penulis
Intisari-Online.com - Seorang profesor mengklaim asteroid masih mungkin menghantam Bumi pada akhis September 2015, meski NASA sudah menyatakan kita akan aman. Robert Walsh, nama profesor tersebut juga mendorong para ilmuwan untuk melihat ancaman kiamat ini secara serius, merujuk apa yang terjadi pada dinosaurus.
Dalam sebuah langkah yang langka, badan antariksa AS, NASA, bergerak untuk memadamkan kekhawatiran masyarakat setelah beberapa pemimpin agama di AS mengungkapkan nubuat bahwa sebuah komet atau asteroid berkuran 2,5 mile (sekitar 4 km) akan menyerang Peurta Rico pada akhir September 2015, sekitar tanggal 22-28.
Penyelidikan oleh Express.co.uk menemukan ada enam batu raksasa berada di sekitar planet dalam waktu yang sama.
Tapi NASA meyakinkan dunia bahwa “batu-batu” tersebut berada pada jarak jutaan mile dari Bumi, dan tidak memiliki catatan apa pun untuk masuk dalam zona bahaya, untuk setidaknya 100 tahun ke depan.
Namun, sekarang, Profesor Walsh, direktur eksekutif penelitian di University of Central Lancashire, mengatakan risiko tersebut tidak benar-benar dapat diabaikan.
Dia mengambil contoh bagaimana pada 2013 NASA melewatkan meteor seukuran kendaraan yang meledak di atmosfer di atas Chelyabinsk di Rusia, melukai beberapa orang dan merusak beberapa bangunan.
Itu baru meteor, bagaimana dengan asteroid yang memiliki ukuran lebih besar dibanding meteor?
Ahli NASA tidak sadar meteor tersebut datang hingga akhirnya dia meledak, dan jika itu terjadi di kota besar seperti London, efeknya akan lebih dahsyat lagi.
Walsh mengatakan: "Apa yang Anda mungkin tidak sadari adalah bahwa Bumi dipukul dengan sekitar seratus ton bahan luar bumi setiap hari.
"Bumi pernah mengalami dampak yang sangat merusak di masa lalu, yang mengorbankan para dinosaurus,” tutur Walsh.