Nubuat Agama, Perang Tanpa Henti, Bencana Alam dan Blood Moon Perkuat Ramalan Kiamat 28 September 2015?

Ade Sulaeman

Penulis

Nubuat Agama, Perang Tanpa Henti, Bencana Alam dan Blood Moon Perkuat Ramalan Kiamat 28 September 2015?

Intisari-Online.com - Peristiwa langka di langit yang dijadwalkan berlangsung pekan depan,”blood moon” seolah memperkuat ramalan tentang akhir dunia. Menurut news.com.au, nubuat agama, perang tanpa henti di seluruh dunia, bencana alam yang datang silih berganti, termasuk “blood moon” memperkuat ramalan datangnya kiamat pada 28 september 2015.

News.com.au mencatat bahwa gerhana bulan yang akan terlihat pada 28 September, yang keempat di tahun ini, bertepatan dengan hari suci Yahudi, Sukkot. Yang pertama terjadi selama Paskah, yang kedua pada saat Sukkot, dan yang ketiga juga di Paskah, The Times Israel melaporkan. Media mengindikasikan bahwa gerhana terakhir dalam kelompok ini, yang berlangsung pekan depan, akan dimulai kembali pada hari pertama Sukkot. International Business Times melaporkan bahwa beberapa pemimpin agama menyatakan Alkitab Kristen menunjukkan gempa yang luar biasa, bersama dengan bulan yang mirip dengan darah adalah awal dari akhir dunia. Ini telah menyebabkan sebuah perkumpulan mempersiapkan diri untuk kondisi darurat. Menurut Nature World Report, meskipun gerhana bulan bukan peristiwa biasa, sangat jarang untuk itu terjadi bertepatan dengan supermoon. Bahkan situs tersebut menunjukkan bahwa pejabat NASA mengatakan hanya ada lima kejadian serupa sejak tahun 1900, yang berlangsung pada tahun 1910, 1928, 1946, 1964, dan 1982. WAPT melaporkan gerhana bulan disebut “blood moon” karena warnanya yang tampak merah akibat pembiasan cahaya melalui atmosfer bumi. Peristiwa ini akan mulai terjadi di AS pada hari Minggu di sekitar 19:11 Waktu Tengah dan berakhir pada 00:11 Senin. Kepada The Independent, Noah Petro, wakil proyek ilmuwan untuk Lunar Reconnaissance Orbiter NASA’s Goddard Space Flight Center mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gerhana bulan merupakan bagian dari "dinamika planet" dan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Selain itu, Petro mengatakan bahwa gerhana bulan bukanlah “alarm” untuk terjadinya kiamat. The Independent melaporkan pakar dari badan antariksa telah mengumumkan bahwa hal terburuk yang mungkin terjadi akibat “blood moon” adalah bahwa orang dapat bangun keesokan harinya dengan rasa sakit di leher mereka karena terus-menerus melihat ke langit di malam sebelumnya.

(examiner.com)