Find Us On Social Media :

Pentingnya Jenjang Karier

By Nur Resti Agtadwimawanti, Selasa, 4 Desember 2012 | 13:39 WIB

Pentingnya Jenjang Karier

Intisari-Online.com - Boleh saja memilih profesi dengan percepatan karier yang tinggi. Ya karena tiap orang punya pertimbangan. Selain agar cepat naik pangkat dan punya gaji “wah”, pastinya ia akan jadi role model. Namun, bukan berarti lepas dari masalah. Uang dan pangkat boleh saja cepat menghampiri. Tapi nyatanya ada beberapa hal – sadar tak sadar - yang kita korbankan.

Menurut pemaparan Febrina Melva Irene Siahaan, konsultan karier di konsultankarir.com, jenis profesi yang seperti itu merugikan secara usia. “Sangat tidak baik bila mencapai puncak profesi di usia yang sangat muda. Kalau terlalu cepat, dia akan jenuh," ujar Feby, sapaan Febrina.

Pernyataan Feby tersebut sudah bisa kita lihat dengan semakin banyaknya presiden direktur diduduki oleh mereka yang masih muda. Kisarannya dimulai dari 25 tahun. Bila itu terjadi, di usia 35 pun ia bisa kehilangan tantangan. Tak jarang, mereka yang sudah sukses di usia muda dan merasa bingung bagaimana melakoni kehidupan selanjutnya akan cenderung jenuh. "Mentok-mentoknya menjadi motivator atau penulis buku," kelakar Feby.

Bagi mereka, semua waktu dalam time management berada pada kuadran satu. Yakni, penting dan segera. Makanya mereka akrab dengan tuntutan kerja yang tinggi. Feby menambahkan, “Riset pun membuktikan, mereka yang di kuadran satu sudah pasti rawan dengan tekanan darah tinggi dan stres. Juga, penyakit yang 10 tahun lalu dihinggapi usia 60, sekarang maju ke usia 40," tambah Feby. Waduh!

Yang seperti itu akan menjadi bom waktu. Sewaktu-waktu bisa meledak. Maka sebetulnya istilah jenjang karier sudah pas. Feby mengutarakan bahwa kita memang harus one step ahead, one step ahead. Kisaran dua tahun untuk bisa naik pangkat juga tak sembarangan ditentukan. Sudah ditimbang sedemikian rupa, mengingat kinerja orang yang bersifat fluktuatif.