Find Us On Social Media :

Sang Pembuat Ulah (1): Ada Dua Tipe Sang Pembuat Ulah

By Birgitta Ajeng, Sabtu, 14 Desember 2013 | 15:00 WIB

Sang Pembuat Ulah (1): Ada Dua Tipe Sang Pembuat Ulah

Intisari-Online.com - Di kantor, kehadiran si pembuat ulah – bahasa kerennya trouble maker – memang kerap bikin gerah. Iklim kerja pun ikut berubah. Ulah tersebut – walau tak semuanya – memang biasa muncul di kalangan karyawan senior.Tapi sebelum dijelaskan lebih jauh, Leira Hevyta, Psi, staf profesional Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT-U1), memilah dulu ulah sang pembuat ulah. Ada yang berulah terhadap rekan kerja, dan ada yang berulah terhadap pekerjaan.Mungkin saja secara pekerjaan seseorang tak bermasalah, tapi terhadap rekan kerja sering muncul konflik. Sebaliknya, ada juga yang oke dengan rekan kerja, tapi tugas-tugasnya tak tepat waktu."Bisa juga kedua-duanya, dan ini yang menyebalkan," sungut alumnus Fakultas Psikologi Ul lahun 1997 yang pernah bekerja sebagai staf HRD suatu perusahaan ini.Dikatakan, ulah terhadap pekerjaan misalnya tampak pada deadline yang sering molor. Bahkan pekerjaannya tak selesai, atau out-put yang dihasilkan sering salah."Ulah ini bermuara pada performance-nya," tegas Leira. Bukan tak mungkin ulah ini merusak kerja tim, sehingga janji pada klien tak bisa ditepati. Hal ini bisa mempengaruhi kondite perusahaan.Seandainya dalam urusan pekerjaan tak bermasalah, mungkin hubungannya dengan rekan kerja kurang sehat. Antara lain sering bikin teman kesal.Dampaknya bukan hanya akan mengena pada dirinya sendiri, tapi juga rekan kerja yang berseteru dengannya, atasannya, dan rekan-rekan kerja lain di unitnya. Jadi, dia telah merusak iklim kerja. Setidaknya. di unitnya itu.Menurut Leira, iklim seperti itu tidak hanya dirasakan sang pembuat ulah, tapi juga terasakan oleh orang di sekitarnya. Bisa saja. Mungkin, sikap jutek-nya akibat konflik dengan seseorang secara psikologis diserap dan dimaknai oleh rekan kerja seberang mejanya yang ikut kesal karena mengira dirinyalah yaing di-juteki itu. Sehingga, seperti penyakit flu, virus itu terus mempengaruhi iklim kerja."Jadi mood-nya yang jelek akan menulari teman-temannya, yang mood kerjanya hari itu iuga ikut terpengaruh. Padahal tak ada yang salah di antara mereka," katanya.(Bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi Maret 2008, ditulis oleh Dharnoto dengan judul asli "Mengubah Polah Sang Pembuat Ulah".