Hati-hati, Lembur Justru Turunkan Kinerja

Ade Sulaeman

Penulis

Hati-hati, Lembur Justru Turunkan Kinerja

Intisari-Online.com - Anda sering lembur dengan harapan dapat meraih perhatian atasan dan mendapatkan promosi? Jika iya, mungkin sudah saatnya mengubah kebiasaan juga pandangan tersebut.

Sebuah studi baru yang dilakukan di University of Padova, Italia, menunjukkan bahwa gila kerja dapat merugikan tidak hanya untuk kesehatan karyawan, tetapi juga kinerja mereka di kantor.

Selain meningkatkan tekanan psikologis dan fisik, kewajiban lembur di kantor justru bisa menurunkan kinerja dan menambah jumlah orang yang bolos kerja karena sakit.

Bekerja lembur, dan membawa pekerjaan untuk dikerjakan di rumah, akan membuat Anda kekurangan waktu untuk memulihkan diri.

Kondisi ini akan semakin parah jika Anda melibatkan emosi dan pikiran saat melakukannya. Padahal seharusnya beban kerja yang Anda miliki diikuti dengan periode pemulihan fisik dan mental, untuk memastikan fungsi-fungsi kesehatan Anda tetap normal.

Untuk membuktikan hal ini, tim peneliti dari University of Padova memantau 322 pekerja di sebuah perusahaan swasta selama 15 bulan. Setiap pekerja diminta mengisi kuesioner tentang diri sendiri untuk mengetahui seberapa banyak sifat workaholic mereka.

Sedangkan ketegangan mereka secara psikofisik diukur oleh laporan dari dokter, dan penilaian kinerja mereka dilakukan oleh supervisor. Selain itu, jumlah hari di mana mereka izin sakit juga dicatat.

Ketua tim peneliti, Alexander Falco, PhD, mengungkapkan bahwa efek buruk ini berkaitan erat dengan makna workaholic itu sendiri. Orang yang workaholic biasanya bekerja berlebihan dan karena terpaksa. Mereka bekerja keras, bukan bekerja secara cerdas.

Para pekerja yang terlibat dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki tingkat workaholism yang sedang. Mereka kerap mengalami ketegangan akibat pekerjaan, dengan gejala fisik dan mental seperti gangguan pencernaan, memori, dan masalah tidur. Akibat ketegangan fisik dan mental itu, hasil kerja mereka pun menurun.

Dengan memahami bagaimana kerja berlebihan memengaruhi output yang dihasilkan dari pekerjaan, Anda bisa membantu menemukan cara-cara baru untuk mengurangi masalah umum yang bisa berakibat buruk untuk pemilik perusahaan.

(Risna Safitri/tabloidnova.com)