Find Us On Social Media :

Ini Cara Menghadapi Kritik

By Birgitta Ajeng, Rabu, 14 Mei 2014 | 09:30 WIB

Ini Cara Menghadapi Kritik

Intisari-Online.com - Mendapat penilaian atau kritik dari atasan terkadang memang membuat hati kecewa. Namun, selama kita terbuka menerima setiap feedback, termasuk kritik, ini bisa menjadi “bekal” untk meningkatkan performa kerja. Bagaimana cara menghadapi kritik?

“Seorang yang bertanya, apa yang bisa dilakukan agar lebih baik, biasanya lebih percaya diri dan terbuka. Mereka terlihat berkomitmen melakukan yang terbaik dan ini sangat baik untuk reputasinya,” ujat Sheila Heen, penulis buku Thanks for the Feedback: The Science and Art of Receiving Feedback Well (Even When It Is Off Base, Unfair, Poorly Delivered, and Frankly, You're Not in the Mood). Meski, memang sih ada kalanya atasan memberi feedback dengan cara yang tak ingin kita dengar. Untuk menghadapi kritik, Heen memberi tipnya.

1. Ketahui jenis feedback

Menurut Heen, ada tiga jenis tipe dasar, apresiasi (“Saya tahu apa yang kamu kerjakan dan menghargainya.”), pelatihan (“Ini yang harus kamu lakukan, agar hasilnya lebih baik”), dan evaluasi (“Kamu salah mengerjakan ini.”). Umumnya feedback dari atasan hadir dalam bentuk pelatihan, namun seringkali orang salah menerimanya sebagai evaluasi. Bahayanya lagi, kita merasa sebuah kesalahan adalah akhir dari perjalanan karier, padahal tidak.

(Baca juga: Lepas Sejenak Dari Balik Meja Membuat Pegawai Lebih Produktif)

Sebenarnya kita bisa kok meminta jenis feedback yang kita inginkan. Datang menghadap atasan, tunjukkan pekerjaan kita dan mintalah saran, apa yang perlu kita lakukan untuk membuat hasil pekerjaan lebih baik atau bahkan sempurna.

“Katakan, saya merasa khawatir dengan proyek ini, dan membutuhkan dukungan dari Anda. Ini akan menjadi nilai tambah dan inisiatif Anda akan mendapat apresiasi dari atasan,” ungkap Heen.

2. “Pause” reaction

Memang tak selamanya, feedback bernada positif, ada kalanya kita mendapat negative feedback dan itu terasa menyebalkan. “Biasanya kita akan langsung berpikir bahwa ia tak mengerti apa yang kita kerjakan, tak mengerti apa yang ia bicarakan atau berusaha menemukan berbagai alasan yang menenangkan hati,” ujar Heen.

Namun, hal paling tepat yang harus dilakukan adalah mengambil napas dalam, menenangkan diri dan berusahalah mengerti apa yang atasan katakan. Tak perlu langsung beraksi. Ingat, membantahnya atau adu argumen dengan emosi bukanlah pilihan bagus, karena bukan tak mungkin atasan merasa kesal dan me-rekap berbagai kesalahan kita. Jadi, sekesal apapun kita, jangan hanyut dalam sensitivitas dan ambil waktu untuk berpikir sebelum bereaksi, yang mungkin bisa membuat kita menyesal.

3. Pastikan mengerti langkah selanjutnya

Cara menghadapi kritik lainnya adalah manfaatkan feedback untuk meningkatkan kualitas kerja kita. “Berpikirlah, apakah saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk mengikuti saran atasan?” ujar Heen. Dengan kata lain, tanyakan pada diri sendiri, apa saja yang sudah kita kerjakan, tapi belum berhasil dan hal berbeda apa yang harus dilakukan ke depannya. Jika atasan mengatakan, penilaian kerja kita belum banyak perbaikan dalam 6 bulan, tapi kita merasa telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, temukan dengan pasti kesalahan kita dan apa yang tak disukai atasan. Bisa jadi, atasan tak menyukai gaya penulisan kita atau atasan tak menyukai gaya presentasi kita.