Find Us On Social Media :

Memberi Nilai Bonggol Pisang

By Agus Surono, Rabu, 14 Desember 2011 | 12:00 WIB

Memberi Nilai Bonggol Pisang

Intisari-Online.com - Pohon pisang yang sudah berbuah biasanya langsung menjadi sampah. Kalaupun ada yang memanfaatkan paling mengambil daunnya. Batang pohon dibuah begitu saja. Terlebih bonggolnya.Namun, para ibu di kawasan Bantul dan Kulonprogo, DI Yogyakarta, mengolah bonggol itu menjadi keripik yang laku dijual. Rasanya enak dan gurih. Keripik ini mulai menembus pasar swalayan dan toko makanan di kota besar.Purwanti, warga Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, menuturkan bahwa pembuatan keripik bonggol pisang ini sudah berjalan sejak empat tahun lalu. Pengetahuan akan bonggol pisang diperolehnya melalui sebuah pelatihan usaha kecil. Disebutkan bahwa bonggol pisang mengandung mineral (3,10%), lemak (38,97%), protein (3,19%), karbohidrat (50,12%), kalori dan serat (2,96%). Bagian bawah pohon pisang ini juga aman dikonsumsi oleh semua orang, termasuk anak-anak.Untuk membuat keripik bonggol pisang cukup mudah. Pertama, memilih bonggol yang berdiameter 12 - 20 cm. Lalu dibersihkan dan dikupas, untuk kemudian dipotong-potong berukuran 2 x 5 cm. Potongan-potongan ini direndam dalam air tawar untuk menghilangkan getah dan lendirnya.Proses selanjutnya, potongan tadi diiris tipis-tipis dengan ketebalan 1 mm. Tiriskan agar layu. Sebelum digoreng, celupkan ke adonan tepung yang sudah diberi bumbu seperti bawang putih, garam, ketumbar, telur, dan aroma sesuai dengan varian rasa yang diinginkan. Purwanti sendiri membuat empat varian keripik bonggol pisangnya: original, keju, balado, dan barbeque.Tak sembarang bonggol pisang bagus untuk dikeripikkan. Untuk menghasilkan keripik dengan tekstur lembut digunakan bonggol pisang kapok. Bonggol pisang lain seperti pisang klutuk, pisang raja, maupun pisang biji juga bisa namun teksturnya agak lebih keras. Satu bonggol rata-rata menghasilkan sekitar 3 kg keripik."Jika penyimpananya baik dan kemasannya tidak bocor, keripik ini mampu bertahan dua hingga tiga bulan," kata Purwanti.Nah, ada peluang baru nih! (idebisnis November 2011)