Penulis
Intisari-Online.com - Memiliki karyawan yang tidak pernah berlibur atau sering membawa pekerjaan ke rumah? Berhati-hatilah karena menurut penelitian terbaru, dua perilaku tersebut termasuk dalam beberapa tanda karyawan yang mungkin mencuri uang perusahaan.
Menurut perusahaan konsultan keamanan Marquet International, di Amerika Serikat, pencurian uang perusahaan oleh karyawan melonjak pada 2012, yaitu 528 kasus penggelapan uang dengan jumlah lebih besar dari AS$100.000. Jumlah tersebut lebih besar 11 persen dibanding tahun 2011 dan menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Rata-rata uang yang dicuri sekitar AS$1,4 juta, dengan dua per tiga pencuri merupakan karyawan yang bekerja di bagian keuangan, pembukuan, dan posisi akuntansi. Sebagian besar skema pencurian dengan cara mengeluarkan cek perusahaan palsu atau tidak sah.
Hampir 60 persen karyawan yang mencuri adalah perempuan. Namun, jika karyawan pria yang melakukan pencurian, maka rata-rata besarnya uang yang dicuri mencapai tiga kali lipat dari rata-rata uang yang dicuri karyawan wanita. Sebagian besar dari mereka mengaku mencuri dengan alasan berjudi.
Christopher T. Marquet, CEO dari Marquet International, menyatakan bahwa dirinya memperkirakan kembali terjadinya lonjakan angka pencurian uang perusahaan oleh karyawan pada beberapa tahun ke depan. Hal ini mengacu pada perekonomian Amerika Serikat yang diperkirakan akan tetap bermasalah.
Data-data dalam penelitian ini berasal dari sebuah analisis dari kasus-kasus individu pencurian uang oleh pegawai di Amerika Serikat dengan jumlah uang yang digelapkan minimal AS$100.000.
Bagaimana dengan Indonesia? Jadi teringat kasus dua pegawai pajak terbaru. (BusinessNewsDaily)