Find Us On Social Media :

Keuangan Keluarga (3): Hitung Dulu Baru Dibelanjakan

By Birgitta Ajeng, Jumat, 13 Desember 2013 | 07:00 WIB

Keuangan Keluarga (3): Hitung Dulu Baru Dibelanjakan

Intisari-Online.com - Persoalan tidak hanya berhenti hingga tahap mencatat pengeluaran dan pemasukan. Ada yang lebih penting lagi untuk jangka waktu yang lebih lama.Mencatat seluruh pengeluaran setiap bulan bukanlah pembuatan anggaran belanja yang dimaksud Ari Setiawan, kepala Bidang Pendidikan dan Hubungan Internasional Induk Koperasi Kredit dan CUCO (Credit Union Counselling Office) untuk wilayah Indonesia.Langkah mencatat penghasilan dan pengeluaran baru merupakan usaha ke arah pembuatan anggaran belanja yang sesungguhnya, yakni merencanakan terlebih dahulu semua pengeluaran yang akan dilakukan. Penyusunan anggaran belanja ini biasanya untuk jangka waktu 1 - 5 tahun ke depan, tergantung kebutuhan masing-masing keluarga. Tujuannya agar pendapatan dapat digunakan dengan cara yang bijaksana.Belanja dahulu baru mengadakan perhitungan, tidak dibenarkan lagi. Segala apa yang akan dibeli hendaknya sesuai dengan apa yang direncanakan. Jumlah pengeluaran janganlah melebihi rencana yang telah ditentukan.Misalnya, selain ingin membeli peralatan home theater, juga ingin mengganti kulkas dengan model terbaru. Jika uangnya belum cukup untuk membeli keduanya, harus ada salah satu yang ditunda.Memang lebih baik sejak awal menikah masalah perencanaan keuangan keluarga sudah dibicarakan. Kalau pun baru menyadari sekarang, tak ada kata terlambat. Mulailah sejak saat ini. Pergantian tahun bisa menjadi momentum untuk memulai lembaran baru di bidang rencana keuangan.Namun, menurut Ari, ada syarat untuk memulainya, yaitu pasangan suami-istri harus jujur, terbuka, disiplin, dan commit pada tujuan. Ini perlu mendapat perhatian karena sebanyak apa pun manfaatnya sebuah cara atau sistem, bila yang menerapkannya tidak disiplin dan commit, hasilnya akan sia-sia.Ada dua cara yang bisa dipakai agar semua pos pengeluaran dapat terbayar lancar. Cara pertama, membuat amplop-amplop pos pengeluaran lengkap dengan catatan dan tanggal pengeluaran itu akan dilakukan, baik untuk yang rutin maupun yang tidak. Penggunaan amplop ini untuk mencegah kita menggunakan uang untuk tujuan yang lain."Ini cara yang baik dan murah. Orang berpenghasilan tinggi atau rendah dapat menggunakannya."Gunanya untuk membantu kita memperhitungkan pengeluaran yang tidak kita bayarkan setiap bulan. Masuk dalam pos ini adalah biaya membeli pakaian kerja, pengobatan, uang pangkal sekolah anak, dan sebagainya. Umumnya, sistem amplop ini diterapkan untuk target satu tahun ke depan.Caranya, dengan menjumlahkan seluruh pembiayaan yang kita perkirakan untuk setahun dan membaginya dengan 12. Misalnya, kita memperkirakan pembelian pakaian Rp 2.400.000,- dalam setahun, berarti setiap bulan kita mesti menyisihkan Rp 200.000,- begitu menerima gaji.Jadi pada waktu butuh pakaian, ambil uang dari amplop pakaian. Setiap "transaksi" penambahan uang ke dalam dan pengeluaran uang dari amplop itu harus ditulis pada amplop tersebut. Hal yang sama juga berlaku untuk perbaikan rumah, pembayaran pajak mobil, motor, dan seterusnya.(Bersambung)--Tulisan ini ditulis oleh Nis Antari di  Majalah Intisari Edisi Family Financial Planning tahun 2005 dengan judul asli "Kendalikan Keuangan dengan Anggaran."