Penulis
Intisari-Online.com -- Memasuki tahun 2014, headline berbagai media massa seolah tak sepi dari berita tentang bencana alam. Mulai dari banjir, letusan gunung berapi, tanah longsor, dan sebagainya. Meski tak menimpa kita langsung, beragam bencana yang melanda juga membawa imbas yang signifikan. Seperti kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Karenanya, perlu antisipasi tepat dari sisi keuangan, agar bencana yang terjadi tak berpengaruh besar terhadap isi kantong kita. Berikut ini adalah hal-hal yang harus Anda benahi dari sisi keuangan jika kebetulan Anda menghadapi situasi rawan bencana.
Dana daruratDana darurat dalah pertolongan pertama nan likuid yang wajib disiapkan ketika terjadi hal-hal di luar prasangka kita. Dalam kondisi normal, porsi dana darurat untuk keluarga dengan satu anak minimal sebesar sembilan kali pengeluaran bulanan.Namun untuk profil keluarga dengan risiko bencana cukup besar, Eko Endarto, perencana keuangan Finansia Consulting, menyarankan untuk berkaca dari besar pengeluaran Anda tahun ini akibat musibah banjir.
Misalnya, biaya mengungsi ke luar kota atau ke hotel, bujet keperluan logistik selama mengungsi, biaya perbaikan rumah pasca-banjir, dan sebagainya. “Dana darurat itu bagian dari proteksi laiknya asuransi. Namun, sifatnya lebih likuid,” katanya.
Asuransi kesehatanJangan menunda untuk memproteksi diri Anda dengan asuransi kesehatan. Situasi rawan bencana, seperti banjir, berisiko mengundang banyak penyakit. Risiko penurunan kesehatan Anda dan keluarga juga turut membesar.
Selain asuransi kesehatan, Anda juga perlu menyiapkan pos dana kesehatan sendiri untuk mengantisipasi biaya rawat jalan. Hal ini untuk menyiasati polis asuransi kesehatan dengan jaminan rawat inap yang biasanya mahal.
Susun jalan keluarSehebat apa pun persiapan keuangan Anda dalam menghadapi risiko bencana tetap tak akan sepadan dengan kerugian yang harus Anda tanggung akibat bencana.
Ketika banjir misalnya. Kualitas kehidupan jadi terganggu, risiko penyakit meningkat, proses sekolah anak ikut terusik, belum lagi biaya-biaya yang harus Anda persiapkan terus-menerus untuk mengantisipasi risiko tersebut.
Mau tidak mau, Anda harus mulai berpikir untuk menyiapkan opsi lain, seperti pindah rumah. Nah, uang hasil penjualan rumah lama Anda ini bisa dimanfaatkan untuk menambah uang muka rumah baru nanti. (Kontan)