Find Us On Social Media :

6 Kesalahkaprahan Seputar Keuangan

By Inasshabihah, Rabu, 5 Maret 2014 | 13:30 WIB

6 Kesalahkaprahan Seputar Keuangan

Intisari-Online.com - Meski masyarakat Indonesia mengaku sudah akrab dengan sistem perbankan, semisal pemanfaatan fasilitas-fasilitas yang diberikan bank, tak berarti mereka tak akan salah kaprah saat mengelola keuangan.Berikut 6 kesalahkaprahan seputar keuangan yang perlu Anda tentukan sendiri mana yang bisa dipercaya:1. Menabunglah pada akhir bulan, bukan awal bulan.Haruskah demikian? Banyak orang berprinsip untuk menabung dari sisa uang yang dimiliki setelah digunakan dulu untuk pemenuhan keinginan lain-lain. Nyatanya, uang kita malah seringkali tidak tersisa karena digunakan untuk membeli ini itu sehingga tak ada uang yang bisa Anda masukkan ke tabungan. Maka pikirkan untuk menabung di awal bulan.Hitung dulu perkiraan gaji Anda, Misalnya, sebulan Anda mendapat gaji 3 juta. Kebutuhan hidup Anda bisa terpenuhi dengan 2 juta saja. Maka, segera sisihkan 1 juta untuk ditabung pada saat menerima gaji. Dengan demikian, Anda bisa menabung dengan teratur dan mempunyai simpanan yang siap digunakan ketika Anda butuh.2. Orang dengan penghasilan besar akan lebih kaya dari orang berpenghasilan kecil.Benarkah? Tergantung bagaimana gaya hidup si penerima gaji. Tak sedikit orang dengan penghasilan besar justru memiliki hutang lebih banyak. Bahkan, bisa jadi melebihi gaji mereka sendiri.Bagaimana bisa? Pola hidup berpengaruh besar di sini. Kepercayaan bahwa mereka bergaji besar menumbuhkan semangat untuk membelanjakan uang tersebut untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Membeli rumah mewah, kendaraan dan gadget keluaran terbaru, atau makan di tempat-tempat mahal hanya akan membuat pengeluaran melambung.Sementara orang dengan penghasilan kecil namun tak berhutang kemana-mana akan punya kesempatan lebih kaya karena dapat mengontrol pengeluarannya secara sederhana. Berapapun gaji Anda, jika Anda menerapkan pola hidup sederhana dan tidak boros, tentu Anda akan lebih berpunya.3. Sebarkan aset Anda.Benar, beranilah menebar aset yang Anda miliki, tak hanya di satu titik investasi. Keuntungan yang Anda dapat akan lebih maksimal. Konsultasikan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan Anda pada perencana keuangan profesional sehingga aset Anda terkelola dengan baik. 4. Tempat terbaik menyimpan uang adalah bank.Mereka yang memiliki akses mudah dalam urusan perbankan akan percaya bahwa menyimpan uang paling tepat adalah di bank. Alasannya, uang disimpan di bank lebih aman dibanding Anda menyimpannya dalam lipatan baju di lemari atau yang lebih klasik: di bawah kasur. Kalaupun ada musibah di rumah, uang Anda terlindung di bank.Namun jika Anda tilik lebih jauh lagi, sebenarnya tak jauh beda menyimpan uang di lemari dan bank. Menghimpun uang di bank membuat Anda kehilangan uang sedikit demi sedikit akibat suku bunga dan pemotongan pajak. 5. Berhutang itu memalukan.Ah, betulkah? Ada memang berhutang yang buruk, contohnya dengan kartu kredit. Masalah jadi besar ketika kita tak bisa melunasinya. Berhutang dengan keluarga dan teman juga banyak buruknya, karena dapat merusak keharmonisan hubungan.Tapi tenang, ada juga kok hutang yang "baik", yakni meminjam uang untuk mendapatkan sesuatu yang dapat meningkatkan "taraf" hidup Anda dikemudian hari, salah satunya berhutang untuk dana pendidikan. Justru, ini adalah investasi yang membantu.6. "Belum punya uang, nanti saja lah."Menunda memenuhi kebutuhan hidup harus dipikirkan lebih dulu. Ini bergantung pada kondisi keuangan Anda sendiri. Jika belum mampu melunasi sewa rumah, maka tunda dulu memiliki anak. Namun jika Anda berani, penuhilah impian kebutuhan itu.Bisa jadi Anda akan lebih kreatif mengelola keuangan setelahnya. Ingat, Anda tetap harus menabung untuk jangka panjang, sehingga kelak kebutuhan Anda terpenuhi tanpa kendala dana yang berarti. (Berbagai sumber)