Penguatan Rupiah Bukan Karena Figur Capres Semata

Mohamad Takdir

Penulis

Penguatan Rupiah Bukan Karena Figur Capres Semata

Intisari-Online.com - Akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah menguat menyusul menguatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) pasca-deklarasi pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.Terlepas dari figur Jokowi, Bank Indonesia (BI) memandang penguatan rupiah bukan karena figur capres semata. "Justru saya melihat bukan figur, melainkan memang Indonesia di tahun 2013 itu sangat diperhatikan oleh dunia karena Indonesia sebagai satu negara berkembang yang diasosiasikan dengan beberapa negara berkembang lain," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di kantornya, Senin (17/3/2014).

(Baca juga: Jokowi Nyapres Rupiah Melejit)Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, kata Agus, dipandang memiliki kelemahan berupa defisit transaksi berjalan dan arus modal keluar yang besar. Untuk mengembalikan kepercayaan terhadap Indonesia, bank sentral bersama pemerintah mengambil serangkaian langkah, tetapi tetap menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi."Di tahun 2014, bisa dikatakan bahwa potensi risiko yang besar pada tahun sebelumnya sudah bisa diatasi. Hal ini terutama kekhawatiran terhadap defisit transaksi berjalan, yang ternyata sudah bisa turun sampai ke 2 persen dari PDB sebelumnya 4 persen. Capital outflow yang besar di tahun 2013 ternyata di tahun 2014 sudah bisa diatasi, bahkan dana-dana dari luar masuk ke Indonesia," ujarnya.Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan, yang diperhatikan dunia ataupun kalangan dalam negeri saat ini adalah apakah pemilu akan berjalan lancar atau malah bergejolak. Walau demikian, munculnya nama-nama capres yang dapat diterima pasar merupakan sebuah hal positif.

(Baca juga: Demokrasi Jalanan Jokowi Asalnya Dari Jepang)

"Kita tidak bicara individu, tapi kita melihat nama-nama yang baik, proses transparan, akuntabilitas baik, yang membantu confidence dunia kepada Indonesia. Kemarin misalnya ada komitmen parpol melaksanakan pemilu dengan damai. Itu bagus sekali dampaknya," ujarnya.Agus menegaskan, BI sebagai bank sentral tetap akan fokus menjaga stabilitas nilai tukar dan menjaga inflasi. Akan tetapi, ia merasa bahwa perkembangan politik saat ini merupakan sesuatu yang baik. (Kompas)