Find Us On Social Media :

Nasabah Tajir Makin Suka Tumpuk Uang di Bank

By Ade Sulaeman, Minggu, 6 April 2014 | 18:30 WIB

Nasabah Tajir Makin Suka Tumpuk Uang di Bank

Intisari-Online.com - Tingginya suku bunga simpanan dan adanya special rate, menyebabkan nasabah tajir semakin tertarik menumpuk duit di bank. Mereka tak mempedulikan batas simpanan yang mendapat jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Mengutip data LPS, per Januari 2014, nasabah tajir yang menyimpan harta mereka di perbankan nasional semakin gemuk. Nasabah dengan simpanan di atas Rp2 miliar atau simpanan yang tidak dijamin LPS, mencapai Rp1.569,58 triliun, mendaki 15,83% dari Rp1.355 triliun di Januari 2013 (year on year).(Baca juga: Membuat Anak Senang Menabung

Asal tahu saja, jumlah simpanan nasabah tajir itu mencapai 43,15% dari total simpanan sebesar Rp3.637,38 triliun. Artinya, hampir separuh simpanan di perbankan nasional yang tidak dilindungi LPS.

"Memang ada peningkatan relatif besar di segmen simpanan di atas Rp2 miliar. Ini berarti masyarakat merasa nyaman uang di bank," ujar Indomora Siregar, Direktur Group Penjaminan LPS kepada KONTAN, Rabu (3/4).

Sebagai gambaran, di akhir Januari 2014, sebanyak 179.361 rekening menyimpan duit di atas Rp2 miliar. Dilihat dari segi jumlah, total rekening nasabah tajir hanya 0,12% dari total jumlah rekening beredar yang sebanyak 149,49 juta rekening.

Namun, jika dihitung dari bulan sebelumnya atau sejak Desember 2013 (month on month), terjadi penyusutan nominal pada rekening nasabah tajir. Pada Desember 2013, total dana nasabah di atas Rp2 miliar mencapai Rp371,07 triliun.

Di akhir Januari 2014, total simpanan nasabah tajir itu susut 3,33% menjadi Rp358,72 triliun. "Penurunan ini lebih karena faktor musiman di awal tahun. Minim hubungannya dengan kebutuhan dana pemilu," jelas Indomora.(Baca juga: 6 Rahasia Sukses Menabung

Penyusutan dana nasabah tajir lebih besar dari penyusutan yang terjadi pada simpanan nasabah di bawah Rp2 miliar. Di segmen ini, total simpanan nasabah susut 1,66% menjadi Rp149,31 triliun.

Penurunan terbesar terjadi pada simpanan berbentuk deposito on call yang susut 49,25% menjadi Rp29,26 triliun, per akhir Januari 2014. Disusul penurunan 3,83% giro menjadi Rp813 triliun.

Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata, menyatakan, tidak ada perubahan signifikan pada dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah. "DPK dan suku bunga kami cenderung konstan," ujar Bianto. (kontan.co.id)