Water Borne Disease Bisa Diatasi dengan Air Jahe

K. Tatik Wardayati

Penulis

Water Borne Disease Bisa Diatasi dengan Air Jahe

Intisari-Online.com - Musim hujan yang identik dengan banjir belum juga berakhir. Di beberapa daerah bahkan ketinggian air mencapai hampir 1 meter. Musibah yang terjadi tidak boleh lantas menyebabkan masyarakat lupa pada pentingnya menjaga kesehatan. Banjir merupakan kondisi yang sesuai bagi penyebaran water borne disease, yaitu penyakit yang bersumber dan berkembang melalui air. Penyakit ini memiliki banyak jenis, mulai dari kulit, pencernaan, hingga serangan binatang. Bentuk water borne disease yang kerap terjadi adalah diare, muntaber, tifus dan leptospirosis. "Water borne disease rentan menyerang saat musim hujan atau banjir, melalui air yang digunakan untuk konsumsi. masyarakat harus menjaga kebersihan dan kualitas air supaya tidak terserang water borne disease," kata dokter ahli penyakit dalam, Irsyal Rusad, kepada KOMPAS Health.

Masyarakat, kata Irsyal, harus mengetahui asal air yang dikonsumsi. Selanjutnya masyarakat bisa menilai apakah air yang digunakan memenuhi kualitas atau tidak. Irsyal mengatakan, air tersebut bisa saja terlihat jernih namun sebetulnya sudah tercemar berbagai bakter, jamur, atau kotoran binatang. Untuk mencegah cemaran dalam air mempengaruhi kesehatan, Irsyal menyarankan masyarakat memasak air terlebih dulu sebelum menggunakannya. "Air harus direbus sampai benar-benar mendidih. Hal tersebut menjamin bakteri dan jamur tidak menginfeksi manusia dan menyebabkan water borne disease," kata Irsyal. Selain kebersihan air, Irsyal juga menyarankan masyarakat memastikan kebersihan tangan sebelum maupun setelah beraktifitas. Kebersihan tangan akan menekan risiko terkena sebaran penyakit yang rentan terjadi saat musim hujan. Tak kalah penting, Irsyal menyarankan masyarakat mengolah sendiri berbagai asupan yang dikonsumsi selama musim hujan. Pengolahan sendiri memungkinkan masyarakat mengatur sendiri kualitas air maupun standar kebersihan yang digunakan. Terakhir, Irsyal mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dan selalu menggunakan alas kaki. "Banjir akan menghanyutkan berbagai benda, sehingga tidak heran bila ada paku tajam, besi, atau pasak kayu yang tiba-tiba melukai kulit. Padahal, luka tersebut bila tidak ditangani serius bisa mengakibatkan tetanus, terutama pada anak kecil atau penderita diabetes. Karena itu pakailah alas kaki kemanapun pergi, sekalipun hanya membersihkan halaman depan," tuturnya. Pola hidup sehat Selain menjaga kebersihan, Irsyal menyarankan masyarakat menjaga pola hidup sehat supaya tidak mudah terinfeksi penyakit. Masyarakat harus rutin mengkonsumsi sayur, buah, memiliki pola tidur yang cukup, dan tidak mengalami stress. Keempatnya akan memaksimalkan daya tahan tubuh menghadapi musim hujan dan banjir. "Bila perlu tambah konsumsi air jahe setiap hari. Jahe dengan zat aktif zingiberin membantu stimulasi sistem daya tahan tubuh, yang melindungi tubuh dari infeksi jamur dan bakteri," kata Irsyal. (Rosmha Widiyani – kompas.com)