Penulis
Intisari-Online.com - Mencapai klimaks ketika berhubungan seksual adalah hal yang diinginkan masing-masing orang dalam pasangannya. Sayangnya, terkadang ketika akan mencapainya, ada beberapa reaksi yang tidak menyenangkan, entah itu nyeri atau masalah lainnya. Dan ternyata, ada enam gangguan orgasme yang mungkin tidak pernah kita dengar selama ini, yang kemudian menjadi masalah:
4. Tidak berhenti orgasme
Orgasme secara teratur memang baik, namun ada beberapa wanita yang mengalami Persistent Genital Arousal Disorder, dimana ini seperti tidak berhenti untuk berorgasme. Sedikit saja klitoris mengalami tekanan, dari pemakaian celana jeans ketat, mengendari mobil, atau hanya sekadar duduk, ia dapat berhari-hari atau tidak berhenti untuk orgasme. Dokter tidak mengetahui persis penyebab dari kondisi ini, namun harus dilakukan pengujian terhadap orang tersebut untuk melihat faktornya, mungkin dari faktor fisik, seperti jeratan saraf.
5. Bersin saat orgasme
Ini juga sering disebut sebagai bersin seksual. Bersin akan terjadi ketika seseorang “diaktifkan”, berhubungan seksual atau mencapai klimaksnya. Ilmuwan beranggapan bahwa ini terjadi karena ada beberapa kabel dalam sistem saraf otonom (yang mengatur gairah(, yang melintas. Ada pula kemungkinan bahwa orang-orang yang mengalami ini memiliki beberapa jaringan ereksi pada saluran hidungnya. Sebelum berhubungan seksual, dapat dicegah dengan dekongestan agar tidak bersin-bersin. Namun, jika digunakan terlalu banyak, itu juga akan membahayakan kesehatan.
6. Tidak orgasme
Gangguan orgasme yang mungkin tidak pernah kita dengar sebelumnya yang terakhir adalah pada masalah “tidak berorgasme”. Ketika berhubungan seksual dan sulit atau bahkan tidak mencapai klimaks, itu merupakan masalah atau gangguan orgasme. Masalah ini mungkin ada yang paling umum. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, mulai dari daerah intim wanita yang sulit dipahami, masalah mental (stres), masalah fisik yang berkaitan dengan penggunaan obat dengan resep bermacam-macam. Untuk mengetahui penanggulangannya, konsultasikan kepada dokter agar diketahui terlebih dulu faktro penyebab yang ada, sehingga dapat diberi pengobatan yang sesuai. (shape.com)