Ingin Punya Anak Kembar? Perhatikan 5 Faktor yang Bikin Wanita Alami Pembuahan Ganda Ini!

Ade Sulaeman

Penulis

Ingin Punya Anak Kembar? Perhatikan 5 Faktor yang Bikin Wanita Alami Pembuahan Ganda Ini!

Intisari-Online.com - Memiliki bayi kembar memang menggemaskan dan membahagiakan. Tak sedikit wanita yang berharap bisa mengandung dan melahirkan bayi kembar nan sehat.

Sebenarnya, apa saja sih faktor yang mempengaruhi seorang wanita mengalami pembuahan ganda atau kembar? Berikut uraiannya:

1. Faktor genetis

Wanita yang memiliki ibu kembar, berpeluang lebih besar melahirkan bayi kembar.

“Faktor genetis pembuahan kembar yang menentukan adalah keturunan dari pihak wanita. Sebab, wanitalah yang memproduksi sel telur,” ujar David Davies, seorang konsultan fertilitas di Portsmouth’s Queen Alexandra Hospital.

2. Faktor gaya hidup

Wanita yang menjalani diet rendah lemak, vegetarian, dan vegans, potensi untuk melahirkan bayi kembar cenderung rendah, ketimbang wanita yang banyak mengonsumsi susu dan daging.

3. Faktor jumlah anak

Davies mengatakan bahwa wanita yang memiliki jumlah anak banyak, berpotensi memiliki anak kembar. Sebab, aktif memungkinkan terjadinya pembuahan kembar.

“Wanita yang subur juga memiliki kesempatan besar terjadinya pembuahan kembar,” terangnya.

4. Faktor usia

Pembuahan kembar umumnya terjadi pada wanita yang mengandung di usia 30-an dan 40-an.

“Kondisi ini karena perubahan kerja ovarium seiring usia. Jadi, kemungkinan melepaskan lebih dari satu sel telur yang sehat selama satu siklus, sangatlah besar,” sebutnya.

5. Faktor etnis

Menurut Davies, satu dari 60 persalinan di Eropa Timur melahirkan bayi kembar. Namun, peluang tersebut terbilang minim pada wanita dari Asia Tenggara.

Sementara itu, di Nigeria, terdapat dua kelahiran bayi kembar dari 20 atau 30 persalinan setiap bulan.

“Sebenarnya tidak ada teori pasti mengenai pengaruh etnis. Sebab, pada beberapa kasus, wanita kelahiran Nigeria asli memiliki peluang kecil mengandung bayi kembar ketika mereka hidup di benua lain. Namun, ketika mereka di Nigeria, peluangnya lebih besar. Bisa jadi, pengaruh makanan dan iklim memiliki pengaruh signifikan,” urainya.

(kompas.com)