Intisari-Online.com – Kesehatan sperma pria adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangan ketika merencanakan kehamilan. Bahkan jika melakukan hubungan seks saat masa paling subur, saat ovulasi dan segala sesuatu untuk bisa hamil, sperma mungkin memiliki rencana yang sama sekali berbeda. Meskipun benar bahwa kualitas sperma dapat dipengaruhi oleh sejumlah alasan, seperti usia, merokok, paparan gelombang elektromagnetik, dll, terlalu banyak seks juga bisa menjadi salah satu alasan. Tidak bisa hamil juga? Mungkin spermanya bosan!
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang ejakulasi setidaknya empat kali dalam sebulan memiliki kualitas sperma yang lebih baik dan morfologi. Penelitian lainnya membuktikan bahwa seks dengan pasangan yang sama dapat membuat seksual kurang terangsang dan menyebabkan penurunan kualitas sperma dan aktivitas.
Mengapa hal itu terjadi? Pengeluaran air mani dan sperma tergantung pada banyak faktor. Salah satunya adalah status reproduksi wanita dan bagaimana mereka menarik itu. Selama ejakulasi, kualitas sperma dan air mani tergantung pada variabel-variabel ini. Jadi, ketika seorang pria berhubungan seks berulang kali dengan pasangan yang sama, kualitas sperma dan air mani menurun. Namun, jika tidak ada kondisi kesehatan lain yang mempengaruhi produksi sperma, sama meningkatkan ketika ada perubahan pasangan. Waktu untuk ejakulasi juga menurun ketika ada pasangan baru sehingga sperma lebih aktif dengan ransangan baru dan menyadari situasi ini sebagai kompetisi baru untuk meraih sel telur.
Apa yang bisa kita lakukan? Lantas jangan menyalahkan pasangan karna perubahan fisiologis ini. Tentunya kita akan berusaha keras agar sang istri segera hamil. Sebaliknya, bawalah bumbu-bumbu ke dalam kehidupan seks Anda. Ada berbagai cara untuk melakukannya, seperti membuat foreplay lebih menarik fantasinya, cobalah berhubungan seks tidak di kamar tidur untuk membuatnya tidak monoton, cobalah berbagai posisi seks yang berbeda, bisikkan kata-kata manis ketika tidak berada di tempat tidur, atau berbicara kotor saat berhubungan seks, menari telanjang, atau apapun yang bisa menggairahkan. Bila masih belum berhasil juga, bicarakan dengan seorang terapis jika diperlukan. Jangan tunda lagi!