Intisari-Online.com - Berhubungan seksual memang menjadi hal yang wajib dilakukan pasangan, tidak hanya sebagai menyalurkan hasrat atau nafsu, namun ini juga berkaitan dengan peningkatan manfaat pada tubuh dan otak. Mungkin kita pernah mendengar bahwa setelah berhubungan seksual, seseorang dapat menangis secara tiba-tiba. Sebenarnya, normalkah menangis setelah berhubungan seksual?
Beberapa sesi bercinta yang dilakukan dapat membuat seseorang menangis, dimana ini merupakan serbuan oksiton yang membanjiri otak setelah orgasme dan menyebabkan air mata bahagia. Namun, menangis setelah bercinta juga dapat di sebut postcoital dysphoria, yaitu perasaan cemas, depresi, rasa sedih, bahkan agresi yang dialami wanita sesaat setelah berhubungan seksual.
Menangis setelah berhubungan seksual tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena tidak akan memengaruhi hubungan seseorang dengan pasangannya, tidak memengaruhi tingkat keintiman pasangan, dan bukan seberapa baik hubungan seksual yang telah dilakukan.
Menurut Robert Schweitzer Ph.D., penulis utama dari penelitian yang dilakukannya, menyebut bahwa berhubungan seksual berkaitan dengan rasa diri, sehingga mungkin melibatkan hilangnya rasa diri. Hubungan seksual melibatkan wilayah emosi dalam diri seseorang dan cenderung akan memengaruhi cara seseorang melihat dirinya.
Schweitzer juga mengatakan bahwa ini mungkin terjadi karena adanya komponen genetik yang berpengaruh, namun harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji gagasan tersebut. Jika di antara kita ada yang mengalami hal ini, kita sebaiknya harus memeriksa bagaimana tingkat stres yang sedang kita alami. Selain itu, cobalah untuk mendengarkan cerita atau nasihat dari wanita lain yang lebih percaya diri, termasuk bagaimana ia melihat dirinya.
Nah, itulah penjelasan apakah normal atau tidak menangis setelah berhubungan seksual. (shape.com)