Penulis
Intisari-Online.com - Dalam dunia medis, metode ‘kekinian’ untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah dengan metode Extracorporeal Shock Waves for Sexual Therapy (ESST). Metode ini diterapkan jika jaringan erektil, yaitu jaringan dalam penis telah rusak, obat-obatan tak ampuh lagi mengatasi disfungai ereksi.
Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan pria untuk memulai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Banyak pria akhirnya merasa kurang percaya diri karena mengalami disfungsi ereksi. Padahal, disfungsi ereksi bisa diobati.(Baca juga: Jangan Malas Berhubungan Seksual Jika Tak Ingin Alami Disfungsi Ereksi)
Kebanyakan pria memilih minum obat-obatan seperti pil biru untuk mengatasi disfungsi ereksi. Tapi, obat-obatan itu sifatnya hanya sementara.
Namun, justru menurut dokter spesialis urologi, Nouval, ESST merupakan metode pengobatan disfungsi ereksi tanpa bedah dan obat-obatan.
"ESST melakukan pemulihan jaringan erektil. Kalau obat, hanya bisa bekerja pada jaringan erektil yang sehat," terang Nouval beberapa waktu lalu.
ESST merupakan metode pengobatan yang menggunakan gelombang kejut. Dokter urologi akan menggunakan alat ESST di lima titik pada penis. Nouval mengatakan, proses terapi akan berlangsung selama 20 menit.(Baca juga: 7 Hal yang Bisa Dilakukan oleh Pria agar Ereksi Lebih Baik)
"Setiap kali kita tempelkan alat, energi yang kita berikan sudah terukur kurang lebih 300 sontakan," jelas Nouval.
Namun, terapi ESST bukan cara instan. Pengobatan dengan ESST dilakukan sebanyak 12 kali dalam waktu 9 minggu. Pasien baru akan mendapat hasilnya setelah itu.
Nouval mengatakan, ESST hanya untuk tipe disfungsi ereksi organik, yaitu terjadi masalah pada pembuluh darah maupun jaringan erektil. Tipe ini bisa terjadi karena faktor usia atau karena memiliki riwayat penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
ESST akan memperbaiki peredaran darah di penis. Dengan begitu, pria akan kembali bisa ereksi.
(kompas.com)