Find Us On Social Media :

Jangan Biarkan Anak Mengisap Jempol!

By Monalisa Darwin D, Sabtu, 3 Oktober 2015 | 10:00 WIB

Jangan Biarkan Anak Mengisap Jempol!

Intisari-Online.com - Perilaku mengisap jempol dilakukan sebagian anak-anak. Meski normal, namun jika perilaku ini berlanjut terlalu lama, justru akan menjadi masalah. Ada pula pernyataan “mengisap jempol akan membuat gigi tonggos”, apakah ini benar atau hanya sekadar mitos? Dan ternyata, mengisap jempol juga memiliki dampak sosial yang akan diterima anak. Jadi, jangan biarkan anak mengisap jempol!

Perilaku mengisap jempol dapat dimulai pada periode janin, namun seharusnya berhenti pada saat gigi tetap sudah tumbuh. Gigi tetap mulai muncul sekitar usia enam tahun dan jika anak masih mengisap jempol pada usia ini, maka anak akan mengembangkan gigitan yang terlalu dalam atau menyebabkan gigi menjadi tonggos.

Selain itu, ada masalah lain yang muncul dari seorang anak yang sering mengisap jempol. Dalam jurnal Pediatrics terdapat sebuah artikel yang mengkaji “pengaruh pengisapan jempol pada penerimaan sosial teman sebaya pada murid-murid kelas satu”. Kajian ini menemukan bahwa, anak-anak yang mengisap jempol dinilai sebagai kurang pintar, kurang bahagia, kurang menarik, kurang disukai, kurang menyenangkan, dan kurang diinginkan sebagai teman sebayanya (baik di sekolah maupun di lingkungan rumah) dibandingkan anak-anak yang tidak mengisap jempol.

Oleh karena itu, kita harus menghindari atau jangan biarkan anak mengisap jempol karena tidak hanya berakibat pada gigi yang menjadi tonggos, namun juga adanya dampak sosial yang diterima anak. (Mark Leyner & Billy Goldberg dalam “Why Do Men Fall Asleep After Sex?”. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama)