Musik dapat Membantu Pemulihan Stroke?

Monalisa Darwin D

Penulis

Musik dapat Membantu Pemulihan Stroke?

Intisari-Online.com - Musik disukai banyak orang. Musih bersifat menghibur, sehingga dapat membuat seseorang merasa tenang, bahkan musik bisa menyembuhkan orang sakit hingga membantu pemulihan stroke.

Ada beberapa jenis musik tertentu yang dimanfaatkan sebagai terapi, salah satunya adalah musik klasik. Musik klasik dihubungkan dengan peningkatan intelegensia anak. Untuk pemulihan stroke, musik memang berperan di dalamnya bahkan juga dapat digunakan sebagai terapi pascastroke akut.

Orang Jepang sudah mengenal terapi musik sejak tahun 1960-an. Penderita stroke di Jepang mendapatkan terapi karaoke, yang lagu-lagunya diciptakan oleh dokternya sendiri. Hal ini ternyata terbukti dapat mempercepat penyembuhan pasien. Terapi musik di Indonesia diadopsi dari Negara lain dan alat musik pertama kali yang digunakan adalah harmonika.

Terapi musik menjadi terapi tambahan yang dapat diberikan kepada pasien setelah dilakukan terapi medis dengan melihat perkembangan pasien terlebih dulu. Setelah beberapa minggu, pasien biasanya sudah dapat masuk pada tahap rehabilitasi dini dan pasien membutuhkan fisioterapi serta terapi tambahan, yaitu terapi musik.

Terapi musik dapat mempercepat pemulihan penderita stroke dari kecacatan motorik (lumpuh, gangguan keseimbangan, tidak bisa bicara, gangguan penglihatan), kognitif atau gangguan memori, dan kecacatan emosi.

Baru-baru ini sebuah penelitian menunjukkan bahwa angklung menjadi terapi musik yang paling cocok untuk penderita pascastroke. Angklung dipilih karena merupakan alat musik yang sederhana dan mudah. Hanya membutuhkan gerakan tangan untuk satu tangga nada pada angklung, namun itu dapat melatih lebih dari satu saraf organ tubuh yang cacat dan banyak organ tubuh yang terlibat saat memainkan angklung.

Satu tangga nada saja, pasien dapat melatih saraf motorik (melatih gerak tangan). Mata juga menjadi lebih aktif karena melihat teks lagu untuk mengeluarkan kata-kata dan mengetahui irama lagu. Telinga pasien ikut menjadi aktif karena mendengarkan suara. Selain membuat senang, tenang, dan percaya diri, pasien juga dapat saling memotivasi satu sama lain ketika mereka ikut dalam klub terapi musik angklung.

Pasien yang mengalami gangguan dalam berbahasa bisa memperbaiki kemampuan bicaranya dengan ikut bernyanyi. Pasien dapat belajar menyanyikan lirik dengan bantuan instrumen musik serta lagu yang berirama tidak terlalu cepat dan syair yang sederhana. Dengan ini, memang benar bahwa musik dapat membantu pemulihan stroke. (dr. Sintoso Pujianto dalam “Sehat itu enak dan perlu”. Penerbit: Penerbit Buku Kompas)