Find Us On Social Media :

Mengetahui Kebohongan Lewat Grafologi dan Human Lie Detector

By Lady Ivonne, Kamis, 29 Oktober 2015 | 11:30 WIB

Mengetahui Kebohongan Lewat Grafologi dan Human Lie Detector

Intisari-Online.com - Ingatkah kita dimana masa-masa kita pernah dibohongi oleh seseorang? Atau di mana kita merasa dibohongi namun belum bisa membuktikannya? Sebenarnya, kita bisa menganalisa kebohongan manusia lewat grafologi dan ilmu deteksi kebohongan. Grafologi adalah teknik menganalisa karakter manusia lewat tulisan tangannya. Umumnya, grafologi biasa digunakan untuk investigasi, seperti kasus-kasus kriminal, namun ternyata grafologi juga berguna untuk kehidupan sehari-hari.  

Deborah Dewi, satu-satunya ahli grafologi dari Indonesia yang bernaung di bawah American Handwriting Analysis Foundation berpendapat bahwa dengan menganalisa tulisan tangan seseorang, kita dapat mengetahui bagaimana karakter mereka, sehingga kita bisa menentukan karakter mereka cocok atau tidak untuk interview kerja, kepribadian, dan lainnya.Deborah juga menuturkan, tulisan seseorang berpengaruh pada karakter seseorang, seperti misalnya tulisan bersambung dapat mengaktifkan area otak belajar, berpikir, dan bertindak.

Sementara itu, human lie detector adalah satu dari teknik mendeteksi kebohongan seseorang atau secara sederhananya disebut investigator. Dalam menganalisa kebohongan ini, human lie detector bisa menyempurnakan analisa secara spesifik dengan ilmu deteksi kebohongan yang mencakup forensic interview dan behavior analysis, misalnya facial macro dan micro expression.

Menurut pakar dekteksi kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII, dalam facial macro expression kita bisa melihat orang dari tampilan luarnya, misalnya tersenyum padahal emosinya sedang marah. Namun saat melihat facial micro expression, ada satu titik yang tidak bisa dibohongi dari wajah, karena emosi seseorang berhubungan dengan otak.

Handoko lebih lanjut lagi menjelaskan, dalam melihat karakter, ia menilai dari visual dan dari wawancara. Untuk visual, ia melihat dari foto ataupun video yang diputar ulang, namun memang hasilnya tidak bisa lebih lengkap. Sementara dalam wawancara ia bisa menilai lebih lengkap, dari ekspresi wajah, gesture, suara, kata-kata verbal, dan gaya bicara verbal. Namun sekali lagi, tidak ada tanda pasti kebohongan, ilmu ini hanya bisa memudahkan kita untuk tidak mudah dibohongi atau tidak.

Menghadapi animo masyarakat tentang menganalisa kebohongan manusia lewat grafologi dan ilmu deteksi kebohongan, akan diadakan seminar FBI (Festival Kebohongan Manusia). Seminar ini akan dihadiri Deborah Dewi dan Handoko Gani, mulai 7-21 November setiap Sabtu.Di seminar berbentuk edutainment ini juga ditampilkan film dan rangkaian live drama performance (sketsa panggung) dengan topik rekrutmen untuk start-up, kesetiaan, teamwork, anak dan asisten rumah tangga, juga ngantor vs usaha sendiri. Informasi mengenai festival ini bisa didapatkan melalui twitter @FestivalBOHONG dengan tagar #FBI2015 dan facebook page Festival Bohong.