Inilah Bedanya Gaya Mendidik Anak Ala Barat dan Timur

Arnaldi Nasrum

Penulis

Inilah Bedanya Gaya Mendidik Anak Ala Barat dan Timur

Intisari-Online.com - Orangtua di negara-negara Barat dikenal mendidik anaknya dengan memberikan kebebasan. Dengan begitu, sang anak akan bersikap mandiri dan tumbuh sesuai dengan pilihan hidupnya. Beda lagi dengan orangtua di Timur yang selalu mendampingi anaknya kala beraktivitas. Tujuannya adalah untuk mengingatkan sang anak jika salah arah. Lantas, gaya mendidik manakah yang lebih baik?

Alyssa Fu dan Hazel Markus, peneliti dari Universitas Stanford, dalam kajiannya yang dipublikasi Daily Mail pada 24 Mei 2014 mengungkapkan, baik ala Barat maupun Timur, keduanya efektif untuk mendidik dan mengembangkan potensi anak. Di Barat, motivasi dipahami sebagai hal yang tumbuh dengan sendirinya dari dalam diri anak ketika dalam keluarga. Sedangkan, anak-anak di timur menemukan motivasi itu dari didikan orangtuanya.

Fu dan Markus kemudian mengibaratkannya seperti ini. Jika orangtua di Barat memberikan anaknya sayap untuk terbang dengan caranya sendiri, maka orangtua di Timur menyediakan angin yang tenang di bawah sayap anaknya.

Mereka menemukan bahwa di Asia, anak-anak mempelajari nilai-nilai saling ketergantungan antara orangtua dan anaknya. Sangat berbeda dengan orangtua di Barat yang cenderung menekankan bahwa seseorang seharusnya mandiri terutama dari ibunya. Yang menarik adalah, Fu dan Markus merasa sangat tertarik dengan temuannya bahwa saling ketergantungan dapat menjadi faktor yang memotivasi anak.

Namun yang terpenting adalah kemampuan anak dalam memahami budaya yang beragam dan cara mereka menafsirkan diri dan hubungannya dengan orang lain.

Baik di Timur maupun di Barat, setiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, soal mendidik, mereka memiliki caranya masing-masing. Itje Chodidjah, seorang pakar pendidikan di Jakarta, mengungkapkan, ada perbedaan yang signifikan antara gaya mendidik ala Barat dan Timur.

(Untuk lebih lengkapnya, lihat Intisari edisi November 2015)