Penulis
Intisari-Online.com -Benarkah kita bisa memperbaiki kualias hidup dengan berhenti menggunakan Facebook? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Happiness Research Institute menyebutkan bahwa orang yang tidak menggunakan Facebook cenderung lebih bahagia.
Dengan melibatkan lebih dari seribu partisipan pengguna Facebook, lembaga yang berbasis di Denmark membagi mereka ke dalam dua kelompok. Setengah dari mereka diminta menjauhi Facebook selama seminggu, sementara sisanya bebas menggunakan jejaring sosial tersebut seperti biasa.
Seminggu kemudian, semua partisipan dikumpulkan kembali dan ditanya perihal perasaannya masing-masing. Dan hasilnya, sekitar 88% dari responden yang tidak memakai Facebook menyatakan bahwa mereka lebih bahagia. Sementara mereka yang menggunakan Facebook, hanya 81% yang mengakui hal yang sama.
Lebih dari itu, tingkat kesetresan para pengguna Facebook juga lebih tinggi, sekitar 54%. Bandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan Facebook, angkanya hanya berkisar di 41%.
Kenapa bisa demikian?
Meik Wiking, CEO Happiness Research Institute, mengatakan, Facebook dipenuhi hal-hal mentereng mengenai hidup orang lain yang membuat pengguna merasa hidupnya kurang bahagia. Facebook berisi berita-berita bagus dari banyak orang, padahal kenyataannya tidak demikian.
Alih-alih bahagia, para pengguna Facebook justru dibuat iri dengan keadaan yang ada; ketidaksamaan antara apa yang tertulis di dinding Facebook dengan apa yang terjadi di luar dinding rumahnya.
”Sayangnya, daripada fokus ke hal yang kita butuhkan, kita condong lebih berfokus kepada apa yang dimiliki orang lain,” tulis para peneliti dalam riset itu. Menurut Wiking, pihaknya sengaja memilih Facebook sebagai tema penelitian karena jejaring sosial tersebut memiliki pengguna dari beragam kategori umur, baik tua maupun muda.
(Kompas.com)